Hukum/Kriminal
Ditipu Paman, Akhirnya Jadi Pelaku Pemalsuan SIM, Begini Kisahnya...

Herman Pohan Terduga Pelaku SIM palsu. (Foto: Sigapnews/Pian)
Ia mengatakan, munculnya niat memalsukan surat izin mengemudi (SIM) karena kondisi ekonomi keluarganya.
"Saya sangat sedih saat anak saya meminta eskrim yang harganya Rp 2.000 saja tidak sanggup aku beli saat diminta anak saya. Saya malu sekali, terpukul sekali saya, hanya Rp 2000 saja tidak bisa saya belikan es krim yang lewat dari depan rumah," ujarnya memulai ceritanya.
Awal kesulitan ekonomi yang dia alami, ketika dirinya berhenti bekerja sebagai honorer di Satpas Polrestabes Medan.
"Saya dulu disuruh lari saat ada kasus di Satpas Polrestabes Kota Medan 2015 lalu, saya disuruh pergi supaya berkas kasus itu tidak lengkap," ucapnya.
"Saat itu ada tulang (paman yang berkasus di Satpas Polrestabes Medan) yang menjanjikan akan menangung biaya hidup anak-anak saya, dan juga biaya hidup istri saya. Ternyata tidak ditanggung. Saya pulang belakangan, saya lihat anak saya sangat kurus, istri saya tidak terurus, tulang (paman) itu tidak menepati janjinya," ujarnya.
Semenjak dia kembali ke keluarganya setelah melarikan diri selama delapan bulan, dia pun bertekad untuk merubah nasib keluarganya tanpa meminta bantuan apapun dari keluarga.
Sejak dia pergi dan sudah kembali lagi, tidak ada keluarganya yang mau membantunya.
Kemudian, saat dia mulai mencoba merubah nasibnya, dia pun bertemu dengan B, temannya yang mengajarinya untuk memalsukan SIM.
Akhirnya dia membuat tim pemalsu SIM sendiri dan menjualnya sendiri.
"Sempat jaya saya dari memalsukan SIM, namun sudah terungkap, saya tidak tahu lagilah nanti ke depannya nasib keluarga bagaimana," ucapnya.
Herman bersama dua rekannya yaitu Irwansyah, Bripka Ridha Fahmi (35) yang ditangkap di Jalan Setia Luhur, Gang Arjuna, Lingkungan VI, Kelurahan Dwikora, Kecamatan Medan Helvetia.
Ketiganya diciduk Polda Sumatera Utara saat penggerebekan pabrik dugaan pemalsu surat izin mengemudi (SIM) di Kota Medan.(*)
Editor :Tim Sigapnews