Pemprov Sumbar Sosialisasikan Sekolah Aman Bencana Tingkat SLTA

Padang I sigapnews.co.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengadakan Sosialisasi Penerapan Sekolah / Madrasah Aman Bencana Tingkat SLTA sederajat Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). Kegiatan sosialisasi tersebut dibuka Wakil Gubernur (Wagub) Sumbar Nasrul Abit.
Wagub Nasrul Abit mengapresiasi terhadap kegiatan sosialisasi siaga bencana tersebut. Sebab, Provinsi Sumatera Barat merupakan daerah rawan bencana, bahkan hampir semua bentuk bencana ada disini dan lebih diterkenal dengan “Super Market Bencana†terutama bencana gempa, bumi, tsunami, banjir dan longsor.
“Kejadian beberapa bencana besar terjadi di Sumatera Barat, yang semua itu menjadikan pelajaran bagi kita akan pentingnya persiapan diri masyarakat yang mulai dari pendidikan di sekolah-sekolah,†ujar Wagub Nasrul.
Simulasi bencana gempa dan tsunami pada anak-anak didik di sekolah, agar menjadi Pedoman Penerapan Sekolah / Madrasah Aman Dari Bencana. Sekolah/madrasah aman dari bencana adalah sekolah/madrasah yang menerapkan standar sarana dan prasarana serta budaya yang mampu melindungi warga sekolah dan lingkungan di sekitarnya dari bahaya bencana.
Misalnya apabila terjadi gempa dalam saat belajar, murid-murid melakukan lari keluar gedung sekolah atau apabila tidak sempat bisa berlindung di bawah meja.
“Dengan membangun budaya siaga pada anak murid dalam menghadapi bencana, ini akan menimbulkan rasa aman bagi sekolah dan orang tua murid,†ujar Wagub.
Wagub Nasrul menyampaikan, dalam penggunaan dana tanggap darurat harus dipergunakan sebaik mungkin. Jangan pernah ambil keuntungan dalam dana tersebut. “Dan ada yang paling menyedihkan dan prihatin dana bantuan ada, akan tapi takut untuk mempergunakan, sehingga masyarakat banyak teraniaya,†kata Nasrul.
Contohkan terjadi banjir bandang, jembatan putus, sehingga akses ke lokasi terputus dan banyak masyarakat terisolir yang membutuhkan bantuan, seperti obat-obatan dan makanan dan lain sebagainya, agar ini menjadi perhatian untuk tidak terjadi di Sumatera Barat.
Dalam kesempatan itu Wagub Nasrul Abit juga menyebutkan, datangnya musibah kadang bisa kita kaitkan dengan perilaku masyarakat yang melakukan maksiat. Akhir-akhir di daerah kita tingkat maksiat sudah ambang meresahkan, apalagi LGBT yang banyak di Sumatera Barat mengingat data yang didapat dari hasil tim Konselor Penelitian Perkembangan Penyakit HIV, diketahui bahwa angka prilaku sex menyimpang (LGBT) di Sumbar ada sekitar 19.000 orang.
“Angka ini cukup memprihatinkan dengan nilai-nilai budaya Sumbar yang berfilosofikan Adat Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah. LGBT bukan budaya kita. Jadi, mari kita perangi dan berantas LGBT,†ujar Nasrul Abit.
Sejauh ini memang belum ada payung hukum atau Perda soal penolakan LGBT di Ranah Minang ini, tapi bisa terlebih dahulu membuat Peraturan Nagari seperti yang ada di Pasaman. Informasinya, di Kota Pariaman telah ada Perda LGBT sehingga ini bisa menjadi contoh Perda tersebut yang disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing.
“Kita perlu mengapresiasi Pemko Payakumbuh dan masyarakat yang telah mendeklarasikan diri tolak Lesbian, Gay, Bisexual, dan Transgender (LGBT) di wilayahnya. Dan baru-baru ini Kota Padang juga mengikutinya, saya berharap apa yang dilakukan Pemko Payakumbuh dan Kota Padang beberapa waktu lalu itu, juga dapat diikuti oleh kabupaten dan kota lainnya yang ada di Provinsi Sumbar,†ajak Nasrul Abit.
Acara Sosialisasi ini dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan Prov. Sumbar, Kepala Kantor Kementrian Wilayah Sumbar, dan Kepala Sekolah SMA/ Madrasah Aliyah dari 10 Kab/kota yaitu dari Kab. Pasaman Barat, Agam, Padang Pariaman, Solok, Solok Selatan, Kota Padang, Solok dan Pariaman dengan jumlah peserta 120 orang. (*)
Editor :Tim Sigapnews