Terima Paket Konverter Kit, Wagub Sumbar Imbau Nelayan Beralih dari BBM ke BBG

Padang Pariaman I sigapnews.co.id – Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Barat (Sumbar) Nasrul Abit mendampingi kunjungan kerja Wakil Menteri (Wamen) Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar. Kunjungan Wamen ESDM tersebut untuk menyerahkan bantuan sebanyak 314 Paket Konverter Kit kepada nelayan di Kabupaten Padang Pariaman.
“Konverter kit ini merupakan program mengkonversikan bahan bakar minyak (BBM) untuk beralih ke bahan bakar gas (BBG),†ujar Wagub Nasrul.
Dijelaskan Wagub, dengan konversi ini BBM ke BBG ini ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh. Pertama, lebih menghemat pengeluaran nelayan dibandingkan membeli BBM. Kedua, solusi dalam penyediaan energi alternatif yang ramah lingkungan.
Pada tahun 2018 ini ada beberapa daerah yang menerima bantuan konverter kit. Antara lain, Kabupaten Pasaman, Kabupaten Agam, Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Padang.
“Mudah-mudahan tahun depan Kementerian ESDM akan mengalokasikan untuk daerah lain di Sumbar yang belum menerima pada tahun ini,†beber Nasrul Abit.
Wagub juga menyampaikan bantuan ini akan sangat membantu perekonomian para nelayan, karena ditengah tingginya harga BBM saat ini maka dengan beralih ke BBG akan menjadi solusi yang sangat bagus.
“Kita menghimbau para Nelayan agar dapat memanfaatkan bantuan kementerian ESDM ini dengan maksimal untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi,†harapannya.
Sementara itu, Direktur Pemasaran Ritel PT Pertamina (Persero) Mas’ud Khamid mengatakan, pendistribusian konversi BBM ke BBG di wilayah Pertamina Marketing Operation Region I untuk wilayah Sumbar direncanakan akan dibagikan sebanyak 899 paket.
Paket tersebut terdiri atas satu unit mesin motor penggerak, satu unit konverter kit dan aksesori pendukungnya, dua tabung elpiji ukuran tiga kilogram beserta isinya serta satu unit as panjang, baling-baling berikut aksesorisnya.
Konversi BBM ke BBG membuat nelayan lebih hemat dari segi operasional. Sebelumnya dengan menggunakan BBM, nelayan merogoh kocek sekitar Rp 135.450,- dengan asumsi penggunaan kapal selama 10 jam dalam sekali melaut atau setara dengan 21 liter (Rp 6.450/liter).
“Namun, setelah konversi menggunakan LPG, nelayan hanya memerlukan Rp 64.000,- Itu artinya pengeluaran Nelayan akan lebih hemat 50%,†ungkapnya. (*)
Editor :Tim Sigapnews