Abrasi
Gubernur Riau Sebut Atasi Abrasi Tak Cukup Dengan Menbangun Turap

Lokasi Abrasi di Desa Mentayan Kecamatan Bantan, Pulau Bengkalis, Riau. (Foto: Sigapnews.co.id/Ist)
Sejauh ini, setidaknya ada tiga pulau terluar yang terancam hilang akibat terkena abrasi.
Hantaman gelombang dan derasnya arus air yang terjadi di sekitar bibir pantai di tiga pulau ini membuat garis pantai di pulau-pulau ini perlahan terkikis dan hilang.
Gubernur Riau, Syamsuar Jumat (19/7/2019) yang baru saja mengikuti rapat membahas persoalan abrasi bersama Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Kemaritiman RI mengungkapkan, pihaknya berharap dukungan pemerintah pusat untuk menangani abrasi di Riau.
"Kita minta bantuan dari pusat. Ada langkah-langkah. Ada spot-spot tertentu yang parah itu yang kami minta ditanggulangi dulu. Kami memang mengharapkan betul dukungan dari pusat, karena pekerjaan ini tidak bisa juga cukup kami dari Pemda yang mengerjakannya, anggaran kita terbatas," katanya.
Selain itu, Syamsuar juga mengungkapkan, dalam rapat tersebut, Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan meminta kepada tim yang diutus agar segera menuntaskan kajiannya terkait abrasi di tiga pulau di Provinsi Riau dalam dua pekan ke depan.
"Waktu rapat kemarin di Jakarta, Pak Menko Maritim (tim yang turun ke Riau) diberi waktu dalam dua minggu harus selesai. Nanti tanggal 30 Juli, kami rapat lagi," katanya.
Lebih lanjut Gubri Syamsuar mengatakan persoalan abrasi di Tiga pulau terluar di Riau tidak cukup hanya dengan membangun turap.
Sehingga dibutuhkan teknologi pemecah gelombang yang bisa memunculkan sedimen-sedimen baru di sekitar bibir pantai.
Sedimen inilah yang nantinya dimanfaatkan untuk menamam pohon mengrove yang diharapkan bisa menahan daratan pulau dari abrasi.
"Karena kalau dibangun turap kan tidak mungkin. Kalau pemecah gelombang itu sudah ada contohnya yang dikerjakan oleh pemerintah daerah. Kan kalau dibuat pemecah gelombang akan muncul sedimen-sedimen baru, Sedimen itu nanti bisa dimanfaatkan untuk ditanami mengrove, katanya.
Namun, karena masalah abrasi ini masih dikaji oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Pemprov menunggu rekomendasi apa yang akan disampaikan.
Syamsuar mengungkapkan, kemampuan daerah untuk mengatasi abrasi di pulang Rupat, Rangsang dan Pulau Bengkalis hanya berkisar Rp2 miliar hingga Rp5 miliar.
Sementara anggaran yang dibutuhkan untuk mengatasi abrasi yang sudah mencapai ratusan kilometer tersebut membutuhkan anggaran trilunan rupiah.
"Berapa ratus kilometer yang harus ditangani. Ini pulau terluar, Perpres-nya juga ada. Harusnya ditanggung pemerintah pusat tapi di Riau tidak masuk. Padahal pulau Bengkalis, Rangsang dan Rupat itu masuk di dalam Kepres,"katanya.
Namun sejak Gubri menyampaikan persoalan ini ke menteri koordinator kemaritiman akhirnya mendapatkan tanggapan serius.
Bahkan sudah beberapa kali menurunkan timnya ke Riau untuk melihat langsung abrasi di Riau.
Gubri berharap pemerintah pusat benar-benar memberikan perhatian serius untuk menyelamatkan tiga pulau terluar di Riau yang terancam hilang karena abrasi ini.
Sebab kata Syamsuar, warga yang tinggal di tiga pulau ini sudah menjerit minta diselamatkan karena lahan mereka sudah banyak yang hilang terkikis arus dan ombak.
" Karena tiga pulau ini merupakan satu-satunya di dunia pulau gambut yang berada di perbatasan terluar. Jadi ini harus diselematkan, kalau tidak pulau-pulau ini akan hilang. Rakyat yang tinggal di pulau Bengkalis, Rangsang dan Rupat ini menjerit minta diselamatkan," katanya.(*)
Liputan: Brian
Editor : Robinsar Siburian.
Editor :Tim Sigapnews