Forwari Laporkan Pungli Objek Wisata ke Penegak Hukum

Karcis masuk ke objek wisata Danau Kerinci yang tarifnya dikeluhkan pengunjung (Phot: Istimewa)
Laporan tersebut bertujuan untuk menyalurkan keluhan dan pengaduan yang disampaikan kepada insan pers, untuk diteruskan kepada penegak hukum, terutama Tim Saber Pungli di Kabupaten Kerinci. Pasalnya, sampai saat ini masyarakat kecewa dengan Tim Saber Pungli yang tidak ada tindakan sama sekali terkait persoalan tersebut.
Masyarakat mengaku pungutan yang berlangsung di objek wisata sngat terang-terangan, harga kercis masuk mencapai Rp 10.000 hingga Rp 15.000 per orang, padahal sesuai perda hanya Rp 4.000 per orang. Begitupun dengan biaya parkir, Rp 10.000 sepeda motor, dan Rp 20.000 untuk mobil, padahal dalam perda parkir mobil hanya Rp 4.000 dan sepeda motor Rp 2.000.
Ketua Forwari Kerinci-Sungaipenuh, Dedi Dora, mengungkapkan sejak lebaran ke dua, masyarakat sudah mulai mengeluh terkait pungutan di objek wisata Kerinci, mulai dari kercis masuk yang mahal, hingga biaya parkir yang selangit.
"Masyarakat juga banyak yang melapor kepada wartawan, meminta petunjuk bagaimana seharusnya persoalan itu, dan masyarakat meminta tolong kepada wartawan untuk menyampaikan kepada penegak hukum dan pemerintah, agar persoalan tersebut segera ditindak lanjuti," ujarnya, Kamis (29/6).
Keluhan mahalnya biaya berkunjung ke objek wisata Kerinci, lanjut dia, selalu menjadi tradisi dari tahun ke tahun, dan sampai tahun ini biayanya justru lebih mahal lagi. Untuk itu, kata dia, Forwari Kerinci-Sungaipenuh menyampaikan laporan ke institusi terkait, agar dapat ditindak lanjuti dan tidak terulang untuk masa mendatang.
"Laporan akan disampaikan kepada Bupati Kerinci, DPRD Kerinci, Polres Kerinci, Kejaksaan Negeri Sungaipenuh dan Disporaparbud Kerinci. Saya berharap, masyarakat yang ingin ikut berpartisipasi silahkan bergabung," katanya.
Anggota Forwari yang lainnya, Eja, juga menegaskan bahwa persoalan pungutan di wisata harus ditindak lanjuti secara tuntas. Dia juga meminta Tim Saber Pungli untuk segera turun tangan.
"Masyarakat mengaku merasa diperas, karena cara petugas di lokasi wisata seperti preman. Bahkan, di Danau Kerinci sekedar lewat di jalan umum, juga diminta bayar Rp 10.000 per orang," jelasnya.
Dukungan terkait laporan tersebut juga mulai terus mengalir dari berbagai kalangan. "Kita siap ikut bergabung, bahkan menjadi saksi pun kita siap," ujar salah seorang warga yang akan ikut melapor.(*)
Editor :Tim Sigapnews