Renungan Diri dan Pesan Nasehat Disampaikan Bapak Kajati Riau, Dr. Supardi, SH, MH
Hikmah Puasa Hari Ke 30 (Seandainya Aku Tahu Waktu Kematianku)
Kepala Kejaksaan Tinggi Riau, DR. Supardi, SH, MH (Mantan Direktur Penyelidikan JAMPIDSUS RI)
Disampaikan Kepada Yth : Dr. Supardi, SH., MH
Kepala Kejaksaan Tinggi Riau
Als. Rd Mahmud Sirnadirasa
Bismillâhirrahmânirrahîm Wasshalâtu wassalâmu ‘alâ Muhammadin wa âlihî ma’at taslîmi wabihî nasta’înu fî tahshîlil ‘inâyatil ‘âmmati wal-hidâyatit tâmmah, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn.
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepadaNya kami memohon pertolongan dalam mencapai inayahNya yang umum dan petunjukNya yang sempurna, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn“.
Usia Nabi sebelum Nabi Muhammad SAW dan umatnya bisa ratusan tahun, tetapi untuk umat Nabi Nuhammad rata-rata 60-70 tahun. Rasulullah SAW sendiri pernah mengabarkan usia kebanyakan umatnya dalam hadits sebagai berikut:
“Dari Abu Hurairah RA. Ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, ‘Usia umatku (umumnya berkisar) antara 60 sampai 70 tahun. Jarang sekali di antara mereka melewati (angka) itu.’” (HR At-Tirmidzi). Meski jarang, tetapi umur sahabat ada yang sampai ratusan tahun. Seperti yang dialami Salman Al Farisi.
Tetapi tentu juga ada yang belum sampai 60 tahun usianya sudah meninggal dunia. Untuk yang usia panjang ini, Rasulullah SAW menyebutkan jika amalnya banyak akan menjadi manusia yang terbaik. Ini tergambar dalam Hadits sebagai berikut:
Dari Abdurrahman bin Abu Bakrah, dari bapaknya, bahwa seorang laki-laki berkata, “Wahai Rasûlullâh, siapakah manusia yang terbaik?” Beliau menjawab, “Orang yang panjang umurnya dan baik amalnya”. Dia bertanya lagi, “Lalu siapakah orang yang terburuk?” Beliau menjawab, “Orang yang berumur panjang dan buruk amalnya”. [HR. Ahmad; Tirmidzi; dan Al-Hâkim.
Dishahihkan oleh Al-Albâni rahimahullah dalam Shahîh at-Targhîb wat Tarhîb, 3/313, no. 3363, Maktabul Ma’arif, cet. 1, th 1421 H / 2000 M] Dengan kedua hadits yang disebutkan di atas maka bagi yang telah mencapai usia 60 tahun atau lebih maka bersyukurlah karena kita telah dapat dikatakan sebagai orang yang panjang umur, dan telah mencapai usia waspada untuk kembali kepadaNya.
Pada usia itu (60 tahun), sinyal-sinyal kembali kepadaNya telah semakin jelas untuk kita mempersiapkan diri kembali ke alam kematian dengan amalan mulia. Hal ini tentunya sering kita mendengar ketika ada yang berulang tahun dengan menyanyikan “panjang umurnya serta mulia…!!!”. So, tanpa kemuliaan akhlak kehidupan menjadi sia-sia belaka. Pernah terjadi di zaman Nabi Dawud AS., ketika seseorang telah diberi tahu waktu kematiannya.
Namun demikian, Allah tetap mengujinya dengan sesuatu yang tidak disangka-sangka. Bagaimana kisahnya ? Yuk kita simak… Dikisahkan bahwa dahulu Nabi Dawud AS memiliki seorang sahabat. Layaknya seorang sahabat, ia begitu dekat dengan Sang Nabi AS.
Hubungannya dengan Sang Nabi terjalin begitu erat. Bahkan bisa dikatakan, ia juga merupakan pengikut setia dakwah Nabi Dawud AS. Sungguh, ia merupakan sahabat yang dicintai oleh Nabi Dawud. Namun sayang, tiba-tiba saja Malaikat Jibril turun ke bumi dan berkata, “Wahai Nabi Dawud, berilah kabar kepada sahabatmu itu, bahwa ajalnya akan segera tiba. 50 hari lagi ia akan meninggal dunia.” Seketika Nabi Dawud AS pun tercengang. Bagaimana tidak, sahabat yang ia kasihi ternyata ditakdirkan oleh Allah untuk sebentar lagi akan undur diri meninggalkan dunia yang fana ini. Akhirnya dengan berat hati, Nabi Dawud AS mengatakan perihal kabar yang telah ia terima dari Malaikat Jibril.
Read more info "Hikmah Puasa Hari Ke 30 (Seandainya Aku Tahu Waktu Kematianku)" on the next page :
Editor :Ade Sahputra
Source : Kajati Riau, Dr. Supardi, SH, MH