Politik
CSIS: Pecat Yorrys Menambah Konflik di Tubuh Golkar

Politikus Partai Golkar Yorrys Raweyai saat menghadiri pertemuan antara
partai politik pendukung Ahok-Djarot, di Hotel Novotel, Jalan Gadjah,
Jakarta Pusat, Kamis, 9 Maret 2017. (Foto: Sigapnews/Mega Kurniawati)
Pemberhentian Yorrys akan memicu sejumlah pergerakan kader-kader yang berbeda kubu untuk terus menggoyang kepemimpinan Ketua Umum Golkar, Setya Novanto.
"Tetapi mereka juga akan menunggu seberapa besar kekuatan mereka untuk bisa menggoyang Setya," kata Arya, Rabu, 4 Oktober 2017.
Konflik internal Partai Golkar ini muncul sejak Setya Novanto ditetapkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai tersangka korupsi proyek KTP elektronik, Juli 2017.
Konflik semakin menguat ketika Yorrys meminta Setya untuk mundur dari jabatannya.
Yorrys bahkan sempat menjadi pemimpin dalam tim kajian elektabilitas Partai Golkar. Hasil dari kajian itu menunjukkan terjadinya penurunan elektabilitas partai lantaran Setya tersangkut korupsi e-KTP.
Lewat tim kajian elektabilitas, ia bahkan merekomendasikan agar Setya Novanto dinonaktifkan untuk memperbaiki elektabilitas Golkar yang menurun.
Menurut Yorrys ada empat hal yang menyebabkan elektabilitas partainya merosot. Yakni, Setya yang menjadi tersangka korupsi e-KTP, tidak adanya kader kaliber nasional, efek pemilihan gubernur DKI Jakarta, dan belum tuntasnya konsolidasi pascarekonsiliasi tahun lalu.
Yorrys mengadang-gadang Airlangga Hartarto sebagai ketua umum calon sebagai penganti Setya.
Menurut Arya, kemenangan Setya dalam gugatan praperadilan tentu akan membuat kubu-kubu yang berlawanan dengan Setya akan berhitung ulang.(*)
Editor :Tim Sigapnews