Rakor Gubernur se-Sumatera Bahas Koneksi Pembangunan

Padang I sigapnews.co.id – Gubernur se-wilayah Sumatera menggelar rapat koordinasi (rakor) di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar). Rakor tersebut dihadiri Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro.
Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Irwan Prayitno mengatakan, Sumatera Barat menjadi tuan rumah rakor Gubernur se-wilayah Sumatera tahun 2018 ini yang mengusung tema “Pembangunan infrastruktur mendukung pariwisata dan pembangunan regional Sumateraâ€. Menurut Irwan, rakor yang digelar tersebut menekankan empat sektor menjadi fokus pembahasan. Yakni, konektivitas, pariwisata, perkebunan, dan infrastuktur.
“Sebelum rakor Gubernur dilaksanakan, sudah dilaksanakan rakor teknis. Jadi, semua usulan Gubernur sudah dibahas di Bappeda dengan beberapa kali dan beberapa kesempatan,†ujar Irwan.
Lebih lanjut Irwan Prayitno menjelaskan empat pokok yang menjadi fokus dalam rakor. Pertama konektivitas, baik darat, laut maupun udara serta kereta api yang menjadikan perhatian, pada pembangunan infrastruktur konektivitas transpotasi berjalan baik.
Kedua, pariwisata juga perlu ada promosi bersama untuk mengembangkan beberapa potensi destinasi wisata unggulan. Pengembangan pariwisata ini bagian dari meningkatkan perekonomian masyarakat di daerah wisata.
Ketiga, terkait perkebunan yang terkhusus sawit dan karet supaya ada di industri hilir. Yang tentunya dapat meningkatkan harga karet dan sawit masyarakat itu bagus dan berkualitas baik.
“Keempat secara umum pembangunan infrastruktur dalam meningkatkan pelayanan umum dan mampu mendorong kemajuan daerah di Sumatera,†katanya.
Irwan juga menyatakan, selain empat point diatas ada beberapa lagi diantaranya destinasi, kebencanaan, pendidikan, kesehatan, kemiskinan, pertanian secara umum untuk ketahanan pangan dan lainya yang sudah dituangkan dalam MoU yang sudah ditandatangani serta diparaf.
Sementara itu, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, diversifikasi merupakan kunci untuk mengembangkan ekonomi di Sumatera. Sehingga bisa mengurangi kesenjangan perkembangan ekonomi dengan Jawa.
“Banyak potensi pertumbuhan ekonomi yang belum tergarap dengan maksimal oleh pemerintah provinsi di Sumatera. Seperti industri pengolahan sawit, yang mestinya menjadi penghasil sawit terbesar tapi belum bisa memiliki industri mengelola produk jadi dengan skala besar,†kata Bambang.
Dengan diversifikasi, pemerintah dapat menghasilkan produk turunan atau menambah nilai komoditas dengan melakukan pengolahan dari produk mentah agar menjadi lebih bernilai ekonomis. “Diversifikasi harus dari komoditas daerah itu sendiri, sehingga pendapatan daerah lebih besar,†katanya.
Sumatera juga diharapkan dapat mengembangkan sektor-sektor lain selain perkebunan agar dapat menjadi poros kedua kegiatan ekonomi selain Jawa. “Beban Jawa cukup berat dalam menanggung kebutuhan Indonesia, seperti menjadi sumber pangan dalam bidang pertanian,†terangnya.
Selain itu, pemerintah di daerah dapat menjaga daya beli dan menekan angka inflasi agar perkembangan ekonomi tetap stabil. Sumatera dapat belajar ke Sulawesi untuk menstabilkan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. “Seperti Provinsi Sulawesi Selatan yang dapat mengolah kakao menjadi cokelat sehingga tidak dijual hanya bahan mentahnya saja,†kata Bambang yang juga merupakan guru besar Fakultas Ekonomi UI itu.
Ia menjelaskan, pulau yang berada di barat Indonesia ini juga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan mendorong berbagai pihak, khususnya swasta untuk berinvestasi.
“Investasi yang semakin besar akan mendorong banyaknya peluang kerja sebab muncul berbagai usaha akan menyerap tenaga kerja serta menggairahkan ekonomi baru,†katanya.
Diversifikasi ekonomi merupakan usaha penganekaragaman produk (bidang usaha) atau lokasi perusahaan untuk memaksimalkan keuntungan sehingga arus kas, pemasukan daerah atau perusahaan dapat lebih stabil. (*)
Editor :Tim Sigapnews