Hijrah
Komunitas Hijrah Ala Generasi Millenials Kota Medan

Kegiatan komunitas Hijrah yang populer di kalangan Millenial, komunitas Sahabat Hijrahku, dan komunitas Go Hijrah Kota Medan.(Foto: Sigapnews.co.id/Ist)
Tidak ketinggalan Fenomena hijrah juga menyasar generasi Millenials. Hal tersebut dibuktikan dengan semakin banyaknya forum, kajian, hingga komunitas yang sengaja dibentuk sebagai wadah anak muda yang ingin hijrah, seperti dua komunitas Hijrah yang sangat populer dikalangan Millenials Medan yakni komunitas Sahabat Hijrahku, dan komunitas Go Hijrah.
Siapa yang tidak kenal dengan komunitas Sahabat Hijrahku, komunitas dakwah asal Medan yang memiliki followers instagram lebih dari 25 ribu ini, memang dikenal rutin mengkampanyekan hijrah pada generasi Millenials.
Pendiri komunitas Sahabat Hijrahku, Ahmad Kamal mengartikan Hijrah berarti berpindah menjadi lebih baik yang ditandai dengan berubahnya penampilan menjadi lebih syar'i.
"Jika dulu pakaiannya sexy, dan berubah menjadi lebih sopan, itu juga disebut Hijrah, dan disisi lain termasuk juga akhlak ataupun pelilaku yang berubah jadi lebih baik, hingga amalan hidupnya yang dulunya mungkin jarang sholat jadi rajin dan yang dulunya tidak peduli urusan agama jadi peduli," katanya.
Semangat ingin Hijrah kata Kamal umumnya berasal dari keinginan setiap individu, caranya juga berbeda-beda, bisa melalui hidayah yang berasal pengalaman dan lainnya. Hal tersebut dikarenakan keinginan Hijrah bisa timbul kapan saja, sehingga setiap waktu kata Kamal adalah waktu yang tepat untuk berhijrah.
"Di komunitas kita Alhamdulillah, sejak berdiri sampai sekarang sudah banyak yang melakukan perubahan pada dirinya dan juga banyak yang baru bersabar, tapi intinya setiap perjuangan dakwah yang kita laksanakan Insyaallah ada yang tersentuh," katanya.
Kamal mengatakan dalam berhijrah siapapun bisa menjadi panutan, apalagi jika sosoknya lebih baik. Meski demikian Hijrah kata Kamal haruslah sejalan dengan pakaian perbuatan, maupun amalan.
"Ada beberapa kasus yang kita temui contohnya dulu dia punya usaha yang bisa melalaikan orang dari akhirat, ternyata orang ini tersentuh dengan dakwah dan usahanya benar-benar Ia tutup, sampai beberapa usaha lainnya juga bangkrut dan kembali memulai hidup dari Nol, dan ada juga beberapa perempuan yang hijrah, orangtuanya melarang berpakaian muslimah, nyatanya masih banyak di Lingkungan yang belum mendukung proses hijrah," katanya.
Sebagai komunitas yang berfokus pada Hijrah, komunitas Sahabat Hijrahku kata Kamal senantiasa memberi wadah bagi generasi Millenials untuk memperoleh ilmu, Ia menambahkan semua kegiatan yang rutin dilaksanakan oleh komunitas secara gratis. Selain itu komunitas Sahabat Hijrahku juga terbuka bagi siapapun yang ingin berkonsultasi.
"Kalau kategori orang yang sudah hijrah ini luas tapi ada perubahan positif yang terjadi pada dirinya baik itu secara langsung maupun perlahan, karena ujian setelah hijrah itu jauh lebih berat dari sebelumnya yang namanya ujian keistiqomahan, ataupun bertahan dengan keyakinan kita, sehingga kita semua jangan terlalu cepat menghakimi seseorang" katanya
Tiada Nasehat Paling Tepat Kecuali Kematian
Sama-sama memiliki Followers Instagram lebih dari 20 ribu, komunitas Go Hijrah juga aktif mengkampanyekan Hijrah di kalangan Millenials melalui berbagai kegiatan keagamaan.
Sejalan dengan komunitas Sahabat Hijrahku, Founder komunitas Go Hijrah Alfi Syahri Ramadhan (24) mengatakan hijrah berarti berpindah, dari keadaan yang kurang baik menuju keadaan yang lebih baik.
Sebagai generasi Millenials, Alfi mengatakan Seseorang dapat dikatakan hijrah ketika Ia berusaha untuk merubah keadaan hidupnya dari yang dulu sepele dalam aturan beragama menjadi yang peduli. Dari yang dulu terjebak di lingkungan yang kurang baik kini berusaha mencari lingkungan yang baik.
"Tiada nasehat yang paling tepat kecuali Ia bernama kematian. Sadar bahwa kita hidup di dunia hanya sementara, maka jangan sampai menggadaikan akhirat yang kekal abadi dengan dunia yang sementara," katanya
Selama kominitas berdakwah, kata Alfi sudah banyak generasi Millenials yang tersebut hatinya untuk berhijrah. Mulai dari, mahasiswa, pebisnis, content creator, anak motor, dan lainnya, meski demikian Alfi mengatakan panutan terbaik Hijrah adalah Rasulullah.
"Panutan terbaik adalah Rasulullah, para sahabat Rasulullah dan para salafus shaleh, yang ilmu mereka bisa kita pelajari dari para ulama di era sekarang ataupara ustad, sebab belajar agama harus langsung dengan ahlinya kalau motivasi mungkin bisa dari siapa saja. Kajian rutin penting untuk menjaga iman, menjaga semangat, sebagai ajang silaturahmi, namun perlu juga ikut kegiatan yang lain seperti pembelajaran tahsin, bahasa Arab, dan lainnya," katanya
Hijrah katanya bisa muncul dalam diri sendiri maupun orang lain, sebab Keduanya hal yang tak terpisahkan, melalui orang lain seseorang bisa mendengar nasihat, mendengarkan hikmah, yang menggetarkan jiwa dan menyadarkan. Namun pada akhirnya individu nya lah sendiri yang memutuskan ingin hijrah atau tidak.
"Mendukung generasi Millenials untuk hijrah, komunitas kita rutin mengadakan sharing hingga pengajian rutin, pembelajaran tahsin untuk memperbaiki bacaan Qur'an, pembelajaran maqomat untuk memperindah bacaan, gerakan humanisme tanggap bencana, gerakan sosial, ada juga kegiatan outdoor camping, touring, main skateboard, sepedaan, dan lainnya," katanya
Bagi Alfi ketika akhlak seseorang semakin baik, ibadahnya semakin baik, taat pada orang tua serta menjadi pribadi yang lebih sabar dan tenang menjalani hidup, berusaha untuk selalu bertaubat maka orang tersebut sedang proses menyempurnakan hijrahnya.
Kembali pada Alquran dan Hadis
Pembina Ad-Dakwah Sumut, Dr. Khairul Mufti Rambe, M.H.I mengatakan Kata hijrah berasal dari Bahasa Arab, yang berarti meninggalkan, menjauhkan dari dan berpindah tempat.
Dengan merujuk kepada hijrah yang dilakukan Rasulullah Saw, sebagaimana ulama ada yang mengartikan bahwa hijrah adalah keluar dari “darul kufur†menuju “darul Islam†yang artinya keluar dari kekufuran menuju keimanan.
"Hakikat hijrah seseorang adalah telah meninggalkan kepribadian yang buruk kepada kepribadian yang sesuai dengan tuntunan Islam. Hal ini sesuai dengan Sabda Rasulullah SAW: Rasulullah bersabda, "Orang yang hijrah adalah orang yang mampu meninggalkan keburukan." (HR Ahmad dan Baihaqi dari Fadhalah ibn `Ubaid)," katanya
Khairul mengatakan sebelum masuk kepada cara memunculkan semangat Hijrah, maka diawal menjadi sebuah catatan bahwa Hijrah sangat erat kaitannya dengan iman dan Jihad.
Hal ini melihat dari sisi sejarah Nabi Muhammad Saw dengan para sahabat yang telah melakukan hijrah dari Makah ke Madinah demi terwujudnya kejayaan Islam dengan penuh keimanan dan jihad.
"Oleh karenanya untuk memunculkan semangat Hijrah juga tidak terlepas dari faktor keimanan dan jihad (bersungguh-sungguh) untuk tidak melakukan hal yang buruk serta bersahabat dengan para orang shalih. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S Al-Baqarah 218)," tambahnya.
Ia mengatakan tidak ada waktu yang tepat untuk hijrah, semuanya kembali kepada diri sendiri untuk Ibda' Binafsik (memulai dari diri sendiri).
Dengan cara memantapkan niat serta meyakinkan diri bahwa Allah Swt telah menetapkan batas umur manusia, sehingga menjadi motivasi untuk selalu berbekal Taqwa kepada Allah Swt.
"Melihat dari fenomena masyarakat terkini, bahwa semangat hijrah sudah mulai timbul yang semuanya itu telahir dari sebuah organisasi/lembaga yang selalu mensyiarkan dakwah Islam. Salah satu tuntunan untuk hijrah adalah dengan seringnya menghadiri majlis ilmu yang tentu di dalamnya ada sosok yang menjadi panutan untuk di dengar dakwaknya," katanya
Ia menngatakan banyak sekali pengalaman hijrah yang Ia ketahui, akan tetapi tidak wajar untuk diceritakan, sebab semua yang hijrah adalah berawal dari sikap yang kurang baik menjadi baik.
"Akan tetapi dari seluruh cerita hijrah yang saya dengar, mereka semuanya benar-benar tekat untuk keluar dari zona yang tidak baik, meskipun terkadang harus meninggalkan karirnya. Dengan keyakinan mereka bahwa langkah, rezeki, pertemuan, maut Allah Swt sudah mengaturnya. Maka inilah dasar awal untuk berhijrah, dengan arti kita dari Allah dan akan kembali kepada Allah, serta akan di minta pertanggungjawabannya," tuturnya
Hijrah kata Khairul muncul dari diri sendiri dengan perantara orang lain. Maka katanya tepatkan diri untuk memilih teman agar tidak terjerembab pada hal-hal yang tidak baik. Hal ini sesuai dengan Sabda Rasulullah SAW yakni seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, salah satu di antara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan teman (H.R Abu Daud)
"Fenomena artis Hijrah itu bagus dan baik untuk ditiru, sebab mereka semua publik figur yang mempunyai banyak fans. Akan tetapi yang menjadi catatan adalah menanamkan rasa istiqomah (ketetapan diri) untuk benar-benar melakukan hijrah, dengan tidak mempermainkan agama demi mengejar popularitas," katanya
Katagori hijrah kata Khairul dapat dilihat dari jenisnya. Secara garis besar, hijrah dibedakan menjadi dua macam, hijrah makaniyah (berpindah dari satu tempat ke tempat lain) dan hijrah maknawiyah (mengubah diri, dari yang buruk menjadi lebih baik demi mengharap keridhaan Allah SWT).
"Tapi hijrah juga bisa gagal penyebabnya adalah tidak menjauhi teman yang buruk dan berat meninggalkan hal yang dianggap buruk," ujar Syaqiq Al-Balkhiy.
“Tanda Taubat adalah bersedih dengan maksiat yang telah dilakulan, khawatir terjerumus dalam dosa yang sama lagi, menjauhi teman yang buruk dan bergaul dengan teman yang baik.†(Siyarul A’lam An-Nubala 9/315)," pungkasnya.(*)
Liputan: Musa Nst
Editor : Robinsar Siburian
Editor :Tim Sigapnews