BNNP Riau
Brigjen Pol Untung: Narkoba Masuk dari Daerah Pesisir dan Manfaatkan Nelayan Jadi Mata-mata

Kepala BNNP Riau, Brigjen Pol Untung Subagyo dan jajaran saat mengekspos keberhasilan sabu 24 kg dan ekstasi 13 ribu butir, Kamis (4/4/2019). (Foto: Sigapnews.co.id/Ist).
Sebut saja misalnya di daerah Bengkalis, Meranti, Rohil, hingga Dumai.
"Dari hasil mapping (pemetaan) kita, banyak masuk dari sana. Tahun 2019 ini kita sudah banyak nangkap, barangnya dari Malaysia, masuk lewat pelabuhan tikus," kata Kepala Bidang (Kabid) Berantas Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Riau, AKBP Haldun, Sabtu (6/4/2019).
Lanjut Haldun, sebenarnya pihaknya sudah berupaya melakukan pemantauan di daerah tersebut. Termasuk menggiatkan patroli.
Namun lantaran keterbatasan personel, serta sangat luas dan panjangnya daerah yang harus diawasi, menjadi kendala dalam melakukan pemantauan tersebut.
"Menetap di sana pun juga tidak efektif. Karena jaringannya (narkoba) sudah menggunakan nelayan juga sebagai mata-mata mereka," ungkapnya.
Mata-mata yang dimaksud yaitu, para nelayan setempat membantu menginformasikan kepada para bandar, jika ada petugas atau aparat yang datang ke lokasi.
Tidak sedikit juga dari mereka yang mendapat bayaran, dengan menjadi mata-mata tersebut.
Bahkan di daerah pesisir itu, Haldun menyatakan, bisa terkategori masuk kerawanan tingkat 1.
Kategori ini bukannya tak beralasan. Karena mengingat dari sejumlah pengungkapan narkoba, memang paling banyak masuk lewat daerah pesisir itu.
Sementara itu kata Haldun, pola peredaran pun berubah-ubah. Mulai dari membawa narkoba dengan mobil mewah, hingga cara sederhana dan tradisional.
Seperti yang baru-baru ini berhasil diungkap oleh jajaran BNNP Riau. Dimana 3 orang yang terdiri dari pengedar dan kurir, membawa 24 sabu dan 13 ribu butir pil ekstasi dengan keranjang di atas motor.
Mereka berangkat dari Duri, menuju ke Pekanbaru, untuk kemudian menunggu arahan dari pengendali, berinisial S.
Tentang akan ke mana barang haram tersebut diantarkan selanjutnya.
Ketiganya, yakni RS, A dan AR, diringkus aparat BNNP Riau pada 30 Maret 2019 lalu, saat berada di Jalan Garuda Sakti, Pekanbaru.
"Jadi mereka samarkan pakai keranjang kiri kanan dan diletakkan di belakang sepeda motor. Seolah-olah mereka membawa hasil tani dari kebun," ucapnya.
"Memang kalau kita tidak jeli dan tidak mengikuti, maka kita akan ketinggalan. Barang haram tersebut bisa saja lolos," imbuh dia lagi.
Haldun menambahkan, selain upaya penindakan, lewat Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) setempat, upaya sosialisasi untuk menangkal masuknya narkoba ini terus digalakkan.
Upaya lainnya seperti membangun koordinasi dengan kepolisian Malaysia pun juga dilakukan.
"Kita sudah buat semacam kesepakatan bersama dengan Polisi di Malaysia. Kita saling koordinasi. Misalnya lewat pertukaran DPO. Kalau ada DPO kita di sana, mereka menyerahkan, begitu juga sebaliknya," pungkas Haldun.(*)
Liputan: Brian.
Editor : Robinsar Siburian.
Editor :Tim Sigapnews