Apakah Thiago Alcantara Menguap di Balik Ego Taktik Juergen Klopp dan Meminggirkan Seni Bermainnya?
Thiago Alcantara. Foto: dok/Liverpoolfc.com
Dia berpotensi menjadi pembelian flop, padahal Liverpool merogoh kocek hingga 20 juta poundsterling. Apabila Klopp tidak memberinya ruang berpetualang dan hanya mendoktrin dengan skema pressing yang tidak cocok dengan sentuhan seninya, masa depan Alcantara betul-betul bermasalah.
Pelatih boleh jadi mengukuhi filosofi bermain tanpa menghiraukan gaya setiap pemain. Namun ketika Alcantara bisa berdaptasi bersama Bayern Muenchen yang cenderung memainkan speed and power game pasca-Pep Guardiola, artinya yang dibutuhkan Alcantara adalah ruang berimprovisasi dengan modal tekniknya. Toh, bukankah Xavi Hernandez dengan permainan penuh imajinasi (yang terkesan lamban) pun bisa luwes di tengah kecepatan Andres Iniesta dan Leo Messi?
Kalau Alcantara tidak juga menemukan corak bermain yang nyetel dengan irama Si Merah, yang rugi bukan hanya dia sendiri. Juergen Klopp yang mengambilnya dari Muenchen, tidak mendapat nilai tambah. Tim Nasional La Furia Roja juga bakal kehilangan, karena play maker andalannya tidak punya menit bermain yang cukup.
Kehadiran fantasista yang memberi “perbedaan” seperti pada era Baggio, Del Piero, Totti, atau Pirlo, boleh jadi tak lagi diakomodasi seorang pelatih yang lebih memilih menyiapkan skema taktik dengan posisi dan peran pasti.
Padahal, ibarat penyair yang membawakan puisi-puisi indahnya, fantasista dalam sebuah tim sepak bola adalah imajinasi yang menawarkan perbedaan.
Read more info "Apakah Thiago Alcantara Menguap di Balik Ego Taktik Juergen Klopp dan Meminggirkan Seni Bermainnya?" on the next page :
Editor :Tim Sigapnews
Source : suarabaru.id