Sungai Tercemar
PT Era Sawita Cemari Sungai Muara Kuku?

Warga Desa Kepenuhan Barat Mulya, menduga air di aliran Sungai Kuku dicemari limbah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT Era Sawita yang berlokasi di hulu Sungai Kuku. (Foto Sigapnews.co.id/Harunzheind).
SIGAPNEWS.CO.ID, Rokan Hulu – Ratusan ikan mati dan mengapung di aliran Sungai Muara Kuku di Desa Kepenuhan Barat Mulya, Kecamatan Kepenuhan, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul). Diduga, ikan ini mati akibat air sungai sudah dicemari limbah.
Menurut warga di Desa Kepenuhan Barat Mulya, penyebab ikan mati karena diduga air di aliran Sungai Kuku dicemari limbah dari Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT Era Sawita yang berlokasi di hulu Sungai Kuku.
Dugaan pencemaran, hingga menyebabkan ratusan ikan di aliran Sungai Kuku mati ini pertama kali ditemukan oleh pimpinan Pondok Pesantren Nizamuddin Zulkifli, Kamis (24/7) sekitar pukul 06.00 WIB pagi. Kamis pagi itu, Zulkifli hendak mandi di aliran sungai. Namun ia mengurungkan niat setelah melihat ratusan ikan mati dan mengapung di aliran Sungai Kuku itu.
“Setelah melihat banyak ikan mati dan mengapung di aliran sungai itu, saya tidak jadi mandi dan segera melaporkan temuan itu ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Rohul,†kata Zulkifli yang mengaku sangat keberatan jika benar pencemaran itu disebabkan limbab PKS PT Era Sawita.
“Soalnya, Ponpes kami berada di pinggir aliran sungai itu. Namun, karena tercemar, kami pun tak berani menggunakan air sungai untuk keperluan sehari-hari,†ungkapnya.
Menurut Zulkifli, kejadian pencemaran sungai akibat limbah PT Era Sawita ini bukan pertama kali terjadi sejak dirinya dipercaya sebagai pengasuh di Pondok Pesantren Nizzamuddin itu. Bahkan ini kali ketiganya, kejadian yang sama terjadi.
Zulkifli menambahkan, pasca kejadian itu, maka anak-anak dari pondok pesantren asuhannya itu tidak berani menggunakan air Sungai Kuku untuk mencuci pakaian, apalagi untuk mandi.
“Ikan banyak yang mati, air sungai berubah menjadi kecoklatan. Makanya anak-anak tak berani mencuci pakaian, apalagi mandi di sungai Kuku itu,†terangnya.
Sementara, menyikapi laporan masyarakat mengenai adanya dugaan pencemaran Sungai Kuku yang diduga berasal dari limbah PT Era Sawita itu, Kamis sore, tim dari DLH Rohul langsung turun ke lokasi. Disaksikan oleh tim DLH Rohul dan masyarakat setempat, terlihat ratusan ikan mati dan mengapung di aliran sungai.
Kasi Peengaduan DLH Rohul Adriyadi mengatakan, untuk saat ini pihaknya belum bisa memastikan kejadian ikan mati dan sempoyongan di Sungai Muara Kuku akibat limbah PKS PT Era Sawita, seperti yang dilaporkan oleh masyarakat.
Untuk memastikan penyebabnya, setelah mengambil sampel Air Sungai Kuku, pihaknya harus menunggu hasil laboratoriun sekitar 14 hari ke depan.
“Kita uji di laboratorium DLH dulu, apakah pencemaran sungai ini merupakan limbah dari PKS PT Era Sawita atau disebabkan hal lainnya,†kata Adriyadi usai meninjau lokasi dimana terjadinya pencemaran itu.
Terpisah, Pimpinan PT Era Sawita Jusmadi mengakui bahwa pencemaran di Sungai Muara Kuku berasal memang bersumber dari perusahaannya. Namun, bukan disebabkan adanya kebocoran dari kolam limbah perusahaan, melainkan dari air tangkos.
“Pasalnya di samping PKS ada tumpukan tangkos yang terbakar. Kebetulan hujan lebat dan air tangkos itu mengalir ke sungai, sehingga menyebabkan banyak ikan yang mati dan mengapung,’’ terangnya.
Atas kejadian itu, tambah Jusmadi, pihak manajemen PT Era Sawita meminta maaf kepada masyarakat yang terkena dampak dari pencemaran itu. Bahkan dirinya berjanji akan menyelesaikan permasalahan ini jika nanti pihaknya akan diberi sanksi. “Kami mohon maaf, pasalnya ini melainkan faktor alam yang tidak mendukung,†ungkapnya. (*)
Liputan: Harunzheind
Editor : Robinsar Siburian.
Editor :Tim Sigapnews