International
Giliran Kim Jong-un Tuding Donald Trump Sakit Jiwa

Kim Jong Un bertemu dengan ilmuwan di pusat penelitian senjata nuklir di Pyongyang, pada Maret 2016. Empat uji coba nuklir yang dilakukan pada mas Kim Jong-un berkekuatan lebih besar, yaitu 6-7 ton, 4-6 ton, 10 kiloton, dan 50-60 kiloton. (Foto
SIGAPNEWS.CO.ID | Jakarta - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un mengecam Donald Trump sebagai pemimpin Amerika Serikat yang sakit jiwa dan akan membayar mahal ancamannya untuk menghancurkan Korea Utara.
Pernyataan Kim Jong-un tersebut dibuat sebagai tanggapan atas pidato Trump di Majelis Umum PBB pada Selasa, 19 September 2017.
Trump mengejek Kim sebagai Manusia Roket dalam sebuah misi bunuh diri.
Jika dipaksa, ujar Trump, maka tidak ada pilihan selain menghancurkan Korea Utara secara total.
Kim Jong-un pada Jumat, 22 September 2017, mengatakan Trump tidak layak untuk memegang hak preogratif komando tertinggi dari sebuah negara.
Dia juga menggambarkan Trump sebagai sosok nakal dan gangster yang suka bermain api.
Kim Jong-un mencirikan pidato perdana Trump di hadapan 193 negara anggota PBB sebagai perilaku sakit jiwa atau gila.
"Saya sekarang berpikir keras tentang respons apa yang dia inginkan saat melontarkan kata-kata eksentrik semacam itu," kata Kim Jong-un, seperti yang dilansir CNN pada 22 September 2017.
"Saya pasti akan menjinakkan orang tua (Trump) yang sakit mental dengan api."
Kim Dong-yub, mantan pejabat militer Korea Selatan yang sekarang menjadi analis di Institute for Far Eastern Studies Seoul, mengatakan, Kim Jong Un mengindikasikan bahwa Korea Utara akan menanggapi Trump dengan uji coba rudalnya yang paling agresif. Termasuk mungkin menembaki rudal balistik antarbenua Hwasong-14 di atas Jepang dengan jarak tempuh sekitar 4.349 mil untuk menampilkan kemampuan mencapai Hawaii atau Alaska.
Dalam beberapa bulan terakhir, Korea Utara meluncurkan sepasang rudal balistik antar benua atau ICBM yang mampu menyerang daratan Amerika Serikat dan sepasang rudal jarak menengah yang terbang di atas wilayah Jepang.
Awal bulan ini, Korea Utara melakukan uji coba nuklir keenam dan paling kuat sampai saat ini yang memicu sanksi baru Dewan Keamanan PBB yang lebih tegas.
Kim Jong-un mengabaikan sanksi baru yang dianggap terberat dibandingkan dengan resolusi-resolusi sebelumnya.(*)
Pernyataan Kim Jong-un tersebut dibuat sebagai tanggapan atas pidato Trump di Majelis Umum PBB pada Selasa, 19 September 2017.
Trump mengejek Kim sebagai Manusia Roket dalam sebuah misi bunuh diri.
Jika dipaksa, ujar Trump, maka tidak ada pilihan selain menghancurkan Korea Utara secara total.
Kim Jong-un pada Jumat, 22 September 2017, mengatakan Trump tidak layak untuk memegang hak preogratif komando tertinggi dari sebuah negara.
Dia juga menggambarkan Trump sebagai sosok nakal dan gangster yang suka bermain api.
Kim Jong-un mencirikan pidato perdana Trump di hadapan 193 negara anggota PBB sebagai perilaku sakit jiwa atau gila.
"Saya sekarang berpikir keras tentang respons apa yang dia inginkan saat melontarkan kata-kata eksentrik semacam itu," kata Kim Jong-un, seperti yang dilansir CNN pada 22 September 2017.
"Saya pasti akan menjinakkan orang tua (Trump) yang sakit mental dengan api."
Kim Dong-yub, mantan pejabat militer Korea Selatan yang sekarang menjadi analis di Institute for Far Eastern Studies Seoul, mengatakan, Kim Jong Un mengindikasikan bahwa Korea Utara akan menanggapi Trump dengan uji coba rudalnya yang paling agresif. Termasuk mungkin menembaki rudal balistik antarbenua Hwasong-14 di atas Jepang dengan jarak tempuh sekitar 4.349 mil untuk menampilkan kemampuan mencapai Hawaii atau Alaska.
Dalam beberapa bulan terakhir, Korea Utara meluncurkan sepasang rudal balistik antar benua atau ICBM yang mampu menyerang daratan Amerika Serikat dan sepasang rudal jarak menengah yang terbang di atas wilayah Jepang.
Awal bulan ini, Korea Utara melakukan uji coba nuklir keenam dan paling kuat sampai saat ini yang memicu sanksi baru Dewan Keamanan PBB yang lebih tegas.
Kim Jong-un mengabaikan sanksi baru yang dianggap terberat dibandingkan dengan resolusi-resolusi sebelumnya.(*)
Editor :Tim Sigapnews