Di Kampar, Cak Imin Sebut, Santri Pejuang dan Pengawal NKRI

H Muhaimin Iskandar (Kanan), H Lukman Edy (Tengah), Asri Auzar (Kiri)
Dengan gayanya yang santai dan lugas, pria yang akrab disapa Cak Imin itu menyampaikan beberapa hal di hadapan santri, masyarakat Kampar, maupun pejabat yang hadir.
Diantara yang hadir pada acara ini Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Riau H Lukman Edy, Anggota Badan Anganggaran DPR RI Idris Laena, Asri Auzar dan sejumlah anggota DPR RI, Ketua Sekjen MPR RI Ma'ruf Cahyono, Danrem 031 Wirabima Brigjen Edy Natar Nasution, Sekda Kampar Yusri, Danyon 132 Mayor Inf Aidil Amin, Forkopimda, Kapolres, Kajari, Dandim, Ustad Abdul Somad dan undangan lainnya.
Menurut pria yang juga dipanggil Panglima Santri ini mengatakan, santri bermakna tiga yaitu kesucian fikiran, hati, tindakan dan perilaku. Ia menyampaikan, kemerdekaan Indonesia tidak terlepas dari peran santri dan ulama.
Dikatakan, Indonesia dahulu sebelum merdeka dijajah bangsa penjajah, baik Portugis, Belanda dan Jepang.
Indonesia tak punya kekuatan senjata tapi hanya mengandalkan iman di dada santri. Dengan modal itu para kiyai yang alim terus belajar dari menggali makna perang dan fungsi kehadiran santri dalam menjaga bumi nusantara.
Pernah ulama ditandai dengan lahirnya fatwa Hasyim Ashari "hubbul wathan minal iman". "Cinta tanah air bagian dari iman"
Dengan keluarnya fatwa itu, seluruh kekuatan yang ada di kalangan santri dan ulama melalui keyakinan mereka siap korbankan jiwa dan raga para santri sehingga berhasil melawan penjajah.
Pasukan yang terkenal saat itu pasukan Hisbullah yang berani maju dan terdepan dalam mengusir Belanda dan Inggris.
Ia mengisahkan, pada tanggal 22 Oktober 1945 para kiyai berkumpul dan akhirnya ke keluar fatwa yaitu, fatwa resolusi jihad. Dalam fatwa ini mengatakan, dalam radius 80 kilometer jika ada penjajah wajib bagi orang Islam untuk mengangkat senjata. Umat Islam harus bergerak maju melawan penjajah. Keberhasilan ini adalah sebagai tanda kekompakan santri dan ulama.
Dalam kesempatan ini mantan Menteri Tenaga Kerja ini mengatakan, semangat nasionalisme hubbul wathan, cinta tanah air ini tetap terpelihara di pesantren hingga saat ini.
"Terbukti nasionalisme jemaah ahli sunnah wal jamaah kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia telah mampu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Ketika perang di mana-mana Alhamdulillah Indonesia tetap bisa berdiri kokoh berkat dikawal santri," tegas Cak Imin.
Lebih lanjut dikatakan, konsistensi keistiqomaan seluruh santri terbukti umat Islam Indonesia terbanyak dan terbesar di dunia. "Layak jadi contoh umat Islam di seluruh dunia," katanya.
Islam di Indonesia bersatu padu bahkan menyelematkan dari perpecahan. "Insya Allah gairah keagamaan dan semangat ibadah tak kalah dengan negara Islam lainnya. Hal yang luar biasa jemaah haji kita antri sampai 15 tahun," beber Cak Imin. (*)
Editor :Tim Sigapnews