Tingginya Resiko Bencana di Sumbar Perlu Ditingkatkan Kesiapsiagaan Masyarakat

Padang I sigapnews.co.id – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo beserta Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Prof Dwikorita Karnawati MSc PhD melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Rabu-Kamis (6-7/2). Tujuan kunjungan tersebut adalah meningkatkan kesiapsiagaan Sumbar dengan dua agenda yaitu melihat situasi Mentawai dan rapat koordinasi bersama Gubernur dan Walikota/Bupati se-Sumbar.
Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan, Indonesia berada di pertemuan tiga lempeng tektonik yaitu Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Keberadaan Indonesia pada pertemuan tiga lempeng tersebut memiliki resiko bencana yang lebih besar.
“Tingginya resiko di Indonesia khususnya Sumatera Barat tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan. Saat ini yang diperlukan adalah meningkatkan kesiapsiagaan dan mengurangi resikonya,†ujar Doni.
Doni juga menyampaikan arahan Presiden RI mengenai kebencanaan. Yaitu, perencanaan dan pembangunan di daerah harus berbasis pengurangan resiko bencana, pelibatan akademisi dan pakar dalam meneliti dan mengkaji potensi bencana untuk dapat memprediksi, mengantisipasi, serta mengurangi dampak bencana. Dalam setiap kejadian bencana yang masif, maka otomatis Gubernur akan menjadi Komandan Satgas Penanganan Darurat Bencana bersama Pangdam dan Kapolda sebagai Wakil Komandan.
“Pembangunan sistem peringatan dini yang terpadu berbasiskan rekomendasi dari pakar dan dikoordinasikan oleh BNPB. Edukasi kebencanaan dimulai tahun ini, di daerah rawan bencana kepada sekolah melalui guru dan para pemuka agama,†kata Doni.
Oleh karena itu, untuk mengurangi resiko bencana diperlukan papan peringatan, rute-rute evakuasi segera dikerjakan agar ada kejelasan arah tujuan evakuasi. “Lakukan simulasi latihan penanganan bencana secara berkala dan teratur untuk mengingatkan masyarakat kita secara berkesinambungan sampai ke tingkat RT/RW. Sehingga masyarakat kita betul-betul siap menghadapi bencana,†ujar Doni.
Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita menyampaikan, rencana penempatan 50 Sensor Earthquake Early Warning System di Sumbar. Adapun sensor Early Warning System akan memberikan peringatan 10 detik sebelum gempa.
“Gempa memiliki 2 gelombang yaitu gelombang primer dan sekunder. Gelombang primer adalah gelombang tertentu yang mendahului getaran kurang lebih 10 detik. Sehingga bisa memberikan informasi selama 10 detik sebelum gempa yang pada akhirnya bisa meningkatkan kesiapsiagaan,†tukas Dwikorita.
Rapat Koordinasi dihadiri oleh Gubernur Sumbar, Wakil Gubernur, Sestama BNPB, 19 Bupati/walikota, Komandan distrik militer, Forkopimda, Kalaksa BPBD, Kepala BAPPEDA, Perguruan Tinggi serta Organinsai kebencanaan lainnya. (*)
Editor :Tim Sigapnews