Kombes Pol Guntur Aryo Tejo, Sosok Polisi Humanis dan Familiar dengan Jurnalis
Kombes Guntur Briefing dengan wartawan dan jajaran Divisi Humas Polda Jawa Tengah sebelum berangkat ke lapangan (Foto L Dwi / Humas Mabes Polri)
SIGAPNEWS.CO.ID | JAKARTA,
Sosok seorang perwira Menengah, Kombes Pol Guntur Aryo Tejo, Sik.MM saat ini menjabat sebagai Analisa Kebijakan Divisi Humas Mabes Polri memang sudah tidak asing lagi didunia jurnalis.
Dikalangan juruwarta, sosok Guntur Aryo Tejo terkenal sangat familiar dan selalu siap menjawab konfirmasi dari para jurnalis disela-sela tugas padat seorang perwira. Untuk bisa melayani para pemburu berita dibutuhkan energi yang besar, dan itu dimiliki seorang Kombes Pol Guntur Aryo Tejo.
Saat bertugas sebagai Kabid Humas Polda Riau, Guntur Aryo Tejo, ia termasuk tipe polisi pekerja keras tidak mengenal lelah dalam menjalankan tugas. Mobilitas yang tinggi sebagai perwira di Mabes Polri sebagai abdi negara pelayan masyarakat yang harus tetap dijaga olehnya.
Meski terkadang tidur hingga larut malam bahkan dinihari, ayah tiga putra ini tetap energik. Staminannya luar biasa. Pagi-pagi sudah bangun dan langsung berkoordinasi dengan tim wartawan untuk perencanaan tugas hari itu. Setelah itu tidak butuh waktu lama langsung tancap gas.
"Ayo berangkat ke lapangan kita harus menghargai waktu," ujar mantan Kapolres Pelalawan, Provinsi Riau ini sebelum para wartawan bergerak ke lapangan.
Rasa kemanusiaan dan empati menjadi jiwa dari sosok Kombes Guntur (Foto Dwi / Humas Mabes Polri)
Dalam satu hari, tim jurnalis yang didampinginya bisa melakukan liputan lapangan di tiga wilayah kerja Polres. Pagi terjun ke lapangan wilayah Polrestabes Semarang, jelang siang sudah bergerak ke wilayah kerja Polres Salatiga dan sorenya sudah bergeser ke Polres Sragen.
Kecepatan dan ketepatan yang dilakukan Guntur selama mendampingi para wartawan yang tergabung dalam Tim Liputan Publikasi Kineja Polri dan Quick Wins Kontra Radikal ke Polda Jateng hari sejak Selasa hingga Jumat, 1-4 Oktober 2019, sungguh suatu hasil kerja yang menghasilkan produktivitas dan efisien.
"Sebagai seorang jurnalis dubutuhkan kecepatan dan ketepatan dalam publikasi. Itu diajarkan Bang Guntur kepada saya," ucap Yefrizal salah satu Pimpinan redaksi Media di Riau.
"Apa resepnya bisa punya energi luar biasa?, tanya wartawan. "Mudah, selalu menjaga tubuh fit dengan berolahraga dan jangan lupa selalu mengkonsumsi buah-buahan untuk menyegarkan kembali fisik kita," jawab Guntur memberikan trik supaya tetap bugar.
Kombes Guntur Briefing dengan wartawan dan jajaran Divisi Humas Polda Jawa Tengah sebelum berangkat ke lapangan (Foto Dwi / Humas Mabes Polri)
Selama ini Kombes Pol Guntur Aryo Tejo memang dikenal sebagai sosok polisi yang energik dan taktis. Selain ramah dan sangat dekat dengan kalangan wartawan, mantan Kepala Bidang Humas Polda Riau ini adalah sosok terbuka. Gaya bicaranya ceplas ceplos tapi isinya tegas dan cerdas.
Tugasnya di lingkungan Divisi Humas Mabes Polri adalah sebuah kepercayaan dari Kapolri untuk menjadi perpanjangan lidah kepolisian guna menyampaikan informasi melalui pengelolaan dan pemberitaan atau informasi. Dan ini bukan pekerjaan enteng.
Terutama dalam menghadapi serangan dan serbuan ribuan akun yang menebarkan berita hoaks sebagai tantangan tim di Divisi Humas Mabes Polri. Namun, sosok Kombes Guntur mampu menjalankan tugas tersebut dengan baik.
Sosok Kombes Guntur juga adalah polisi humanis. Rasa empati dan sosialnya sangat tinggi. Saat melihat nenek renta yang hidup dalam kemiskinan dalam sebuah peliputan di Kota Salatiga Jawa Tengah, rasa kemanusiaan pria berusia 53 tahun ini tergugah.
Bersama Kapolres Surakarta AKBP Andy Rivai. Menjalin kerjasama yang baik untuk melancakan tugas dan harus dilaksanakan sesuai target dan tupoksi (Foto Dwi / Humas Mabes Polri)
"Polisi itu harus humanis. Itu yang selalu diinstruksikan pimpinan Polri kepada seluruh anggota kepolisian. Polisi humanis saat ini menjadi tuntutan yang harus dipatuhi seluruh jajaran kepolisian, mau tidak mau, suka tidak suka, segenap anggota Polri harus berubah, karena itu sudah menjadi keinginan masyarakat," ucap Guntur.
"Sepertinya, sambung Guntur, polisi humanis saat ini sudah menjadi mindset bagi sebagian besar anggota Polri. Meski terkadang sulit mendapatkan gambaran sebenarnya polisi humanis itu seperti apa. Ketika polisi banyak senyum kepada masyarakat, ketika polisi mengacungkan jempol sebagai pujian kepada pengguna jalan yang tertib berlalu lintas, ketika polisi santun menyapa, ketika tanpa pamrih membantu warga atau ketika petugas piket menerima dengan ramah," sambung Guntur.
Tak segan-segan Guntur merogoh uangnya untuk membantu sang nenek. Bahkan Guntur mengetuk hati orang lain untuk ikut membantu meringankan beban sang nenek Mbah Surip yang hidup sebatang kara di kota dingin ini.
Pengalamannya memimpin Humas Polda Riau selama lima tahun membuat Guntur mampu memahami apa yang dibutuhkan wartawan dan tugas-tugas jurnalis. Sehingga di kalangan wartawan, sosok Kombes Guntur memiliki nilai sangat positif.
Tugasnya di Divisi Humas Mabes Polri menuntut Guntur memiliki tanggung jawab besar mengeliminir pemberitaan negatif. Kuncinya, Perwira jebolan Akademi Kepolisian (Akpol) 1992 mampu menjalin kerja sama dan kemitraan dengan media massa. Tanggung jawab tersebut dilaksanakannya dengan cukup baik.
Kedekatannya dengan awak media, terlihat jelas saat ia tak sungkan berbagi informasi serta menerangkan hal-hal yang berkaitan tentang kegiatan yang sedang dilakukan Polri dalam rangka menjaga, mengendalikan dan mengelola Kantibmas dan pelayanan kepada masyarakat.
"Sebagai pejabat di bagian Humas, tentunya kita harus siap membagi informasi kepada khalayak," ujarnya.
Sesuai peran tersebut, sebagai anggota yang ditugaskan di Divisi Humas Mabes Polri, Guntur berprinsip agar terus berupaya untuk transparan dan menjalin hubungan baik dengan media dan berbagai pihak.
Bertugas dan ditempatkan di berbagai daerah dengan tanggung jawab yang berbeda membuat pria ini sangat fasih dengan hal-ikhwal kepolisian.
Ia pun dinilai mampu meberikan informasi kepada masyarakat lewat media dengan jernih, runtut dan jelas. Kombes Guntur tak sungkan-sungkan menjawab dan menjelaskan setiap pertanyaan para jurnalis yang menginginkan informasi yang valid dari dirinya.
Disinggung pengalamannya yang berpindah-pindah dari satu daerah ke daerah lain, Kombes Guntur mengaku banyak kesan mendalam yang ia peroleh. Salah satunya, saat ini berdinas di Banyuwangi, dimana saat itu ia berhasil menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat.
"Karena saat itu ada peristiwa dimana saya dituntut untuk mampu berkomunikasi dengan massa yang memblokade jalan ketika itu,’" kenangnya.
Menurutnya, setiap berkomunikasi dengan media dan masyarakat, ia selalu berupaya menjalin komunikasi yang baik dengan berbagai pihak dan kalangan. Selain itu, berbekal ilmu manajemen yang ia peroleh saat kuliah di Universitas Riau, juga semakin mematangkan dan memotivasinya membina hubungan yang baik dengan media dan masyarakat.
Menurut Guntur, ada tiga fungsi dan tugas utama seorang public relation (PR) atau yang akrab dikenal dengan humas.
Seorang humas, katanya, harus menjaga institusi atau lembaga dapat dipercaya masyarakat. Seorang humas itu harus menyampaikan informasi kepada publik secara baik.
Untuk menjadi humas yang baik, seorang humas tidak hanya memberikan berbagai informasi tentang institusi atau lembaganya kepada masyarakat, namun juga harus memberikan informasi kepada anggota dan pegawai-pegawai internal lembaga atau institusinya.
Namun kata Guntur, seorang humas juga harus dapat membangun dan menerima masukan-masukan dari eksternal lembaga atau institusinya serta membangun image lembaganya.
Editor :Tim Sigapnews
