WWF
WWF: Habitat Gajah di Riau 75 Persen Tergerus Berubah Fungsi Jadi Lahan Konsensi

Dua gajah liar melintas di jalan perkebunan warga di Desa Sungai Kuning Binio, Kecamatan Peranap, Inhu beberapa waktu lalu.(Foto: Sigapnews.co.id/Ist)
SIGAPNEWS.CO.ID, PEKANBARU - World Wildlife Fund atau WWF Riau menyebut 75 persen habitat Gajah liar di Riau tergerus lantaran beralih fungsi menjadi lahan konsesi.
Tergerusnya habitat satwa yang dilindungi tersebut menjadi penyebab konflik dengan manusia.
"Dari hasil survei kami, 75 persen habitat Gajah liar di Riau sudah beralih fungsi menjadi lahan konsesi," ujar Manajer Komunikasi WWF Riau, Syamsidar, Rabu (12/6/2019).
Menyempitnya habitat alami satwa liar tersebut membuat Gajah liar tersebut juga sulit untuk berkembang biak.
Syamsidar mengungkapkan populasi Gajah liar di Riau tidak sampai sebanyak 400 ekor.
"Populasi Gajah liar di Riau hanya sekitar 330 ekor. Sedangkan populasi Gajah liar yang ada di Tesso Nilo dan sekitarnya hanya 150 ekor," ujar Syamsidar.
Sebab itu kata Syamsidar, Gajah liar tidak bisa disalahkan karena telah merusak perkebunan warga dan masuk ke areal permukiman.
Hal yang harus dilakukan saat ini adalah bagaimana cara untuk mengurangi konflik antara Gajah liar dan manusia.
Dengan demikian, baik Gajah dan manusia tidak ada yang menjadi korban.
"Gajah punya ingatan yang sangat baik, mereka bisa mengingat wilayah jelajahnya. Kawasan yang saat ini dimasuki oleh Gajah liar merupakan wilayah jelajahnya sejak dulu kala, mereka tidak bisa disalahkan. Hak yang harus jadi perhatian adalah menghilangkan konflik dengan Gajah liar," ujarnya. (*)
Liputan: Brian
Editor : Robinsar Siburian.
Editor :Tim Sigapnews