Lestarikan Budaya Nusantara, Diskopindag Kuansing Berikan Pelatihan Membatik

Pelatihan ini akan dilaksankan pada triwulan pertama 2019 mendatang, pelatihan tersebut akan di bagi dua gelombang, masing-masing gelombang terdiri dari 70 orang yang akan dilaksanakan selama 18 hari untuk setiap gelombang
Batik adalah identitas budaya Indonesia. UNESCO sendiri secara resmi telah mengakui bahwa batik merupakan warisan budaya sejak 2009 lalu. Namun bukan hanya identitas yang dimiliki secara nasional, secara kedaerahan batik juga menjadi identitas, karena dari Sabang sampai Merauke punya ciri batik masing-masing.
Sebagai warisan budaya tak benda, batik dianggap memiliki nilai-nilai dan pengetahuan yang melekat di dalamnya, termasuk sejarah, persebaran di seluruh nusantara, dan beragam motif yang menjadikannya sebagai kain peradaban. Kedalaman rasa, makna, jiwa, cinta, dan harmoni yang ‘tertulis’ dalam batik tulis dianggap sebuah karya seni yang orisinal.
Nilai-nilai batik ini yang dianggap sakral dan menjadi akar budaya Indonesia. “Pelatihan ini diharapkan mampu mengedukasi para pembatik akan nilai-nilai intrinsik yang terkandung dalam batik tulis yang diproduksi. Diharapkan pelatihan ini bisa berkontribusi meningkatkan daya saing pengrajin batik di daerah, memicu kreativitas peluang usaha bagi masyarakat lokal, dan akhirnya mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang berdampak memakmurkan masyarakat daerah,†katanya.
Selain membatik Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perdagangan (Diskopindag) Kuansing juga memberikan pelatihan menenun, membordir dan fasion bekerja sama dengan Balai Diklat dan Industri (BDI) Padang (Sumatra Barat)
"Kami memberikan pelatihan membatik, menenun, membordir dan fasion ini kepada warga untuk menciptakan masyarakat yang terampil dan kreatif," kata Kadis Koperasi Usaha Kecil Menengah Perdagangan dan Perindustrian (Kopdagrin) Kuansing Azhar.
Selain itu, Pelatihan ini merupakan salah satu bentuk wujud kepedulian pemerintah Kabupaten Kuansing melalui dinas Kopdagrin dalam melestarikan dan mengembangkan salah satu seni budaya bangsa Indonesia, tentunya para kaum perempuan yang kreatif, inovatif dan berpotensi. Mudah-mudahan masyarakat bisa menciptakan motif batik yang dapat mengangkat potensi lokal daerah Kuansing
Khusus untuk bidang membatik kata Azhar, pembatik akan fokus pada motif Jalur yang merupakan ikon Kabupaten Kuansing yang sudah dikenal oleh masyarakat luas, selanjutnya motif dayung, calempong dan motif boruak-boruak
Kegiatan pelatihan ini gratis atau tidak dipungut biaya sama sekali, nantinya peserta akan dikenalkan berbagai macam teknik membatik khususnya batik Kuansing, selain itu, peserta akan diajarkan bagaimana menenun, membordir dan fasion dengan didampingi oleh instruktur yang berpengalaman dalam bidangnya masing-masing hingga peserta betul-betul ahli dengan bidang yang mereka ikuti.
Azhar menambahkan, Pelatihan (training) merupakan proses pembelajaran yang melibatkan perolehan keahlian, konsep, peraturan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja. Menurut pasal I ayat 9 undang-undang No.13 Tahun 2003. Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat ketrampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan dan pekerjaan
Azhar berharap, dengan kegiatan pelatihan ini dapat terus dilaksanakan dan masyarakat yang membutuhkan keterampilan siap kerja dapat mengikuti kegiatan pelatihan yang diadakan Disperindag Kuansing.
Bagi masyarakat khususnya yang masih belum bekerja dan tidak mempunyai ketrampilan diharapkan dapat mengikuti kegiatan pelatihan ini di Balai Diklat Kuansing, dimana pendaftarannya langsung datang ke Balai Diklat Kabupaten Kuansing dibelakang kantor Camat Kuantan Tengah. (Adv)
Reporter : Radian Ali
Editor :Tim Sigapnews