Ikuti Sarasehan Nasional BI, MUI Riau Dorong Indonesia Jadi Pusat Ekonomi Syariah

Ketum MUI Riau, Prof. Dr. H. Ilyas Husti, MA, diwakili Ketua Bidang Fatwa, Dr. KH. Suhaimi Muhammad Saleh, Lc., MA, bersama Sekretaris, Ir. H. Harmansyah Siregar, menghadiri Sarasehan Nasional yang digelar Bank Indonesia.
PEKANBARU - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Riau, Prof. Dr. H. Ilyas Husti, MA, melalui Ketua Bidang Fatwa, Dr. KH. Suhaimi Muhammad Saleh, Lc., MA, bersama Sekretaris, Ir. H. Harmansyah Siregar, menghadiri Sarasehan Refleksi Kemerdekaan: Menjadikan Indonesia Pusat Ekonomi Syariah Dunia yang digelar Bank Indonesia (BI) di Jakarta dan disiarkan secara daring ke seluruh daerah, termasuk Pekanbaru, Rabu (13/8/2025).
Kegiatan ini menjadi salah satu rangkaian peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 sekaligus upaya BI memperkuat visi menjadikan Indonesia sebagai pemain utama di pasar keuangan syariah global.
Sarasehan dihadiri langsung oleh Gubernur BI, Pimpinan Kementerian/Lembaga, antara lain Menteri PPN/Kepala Bappenas, Menteri Keuangan, Ketua Dewan Pertimbangan MUI, serta tokoh masyarakat dan ulama dari berbagai daerah.
Dalam forum ini, para pembicara menyoroti peluang besar Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia.
Sarehan ini menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat ekosistem ekonomi syariah yang berdaya saing global.
“Momen kemerdekaan ini harus menjadi refleksi untuk memerdekakan ekonomi umat. Indonesia punya potensi besar, tapi harus diiringi dengan strategi yang matang dan kebijakan yang konsisten,” ujar Dr. KH. Suhaimi Muhammad Saleh saat dihubungi usai acara.
KH. Suhaimi Muhammad Saleh menambahkan, MUI Riau siap bersinergi dengan pemerintah dan pelaku usaha untuk memperkuat literasi serta inovasi produk keuangan syariah.
“Kami mendukung penuh langkah BI dan pemerintah. Perlu ada percepatan di sektor pembiayaan UMKM syariah, penguatan SDM, dan pengembangan pasar halal,” jelasnya.
Sementara itu, Gubernur BI dalam sambutannya menyampaikan bahwa target Indonesia menjadi pusat ekonomi syariah dunia bukan sekadar wacana, tetapi agenda strategis nasional.
“Kita memiliki kekuatan dari sisi demografi, kekayaan sumber daya alam, dan reputasi di industri halal. Tinggal bagaimana mengemasnya menjadi kekuatan ekonomi yang diakui dunia,” katanya.
Sarasehan ini juga menjadi ajang bertukar gagasan dan membangun jaringan antara pemangku kepentingan ekonomi syariah, baik di tingkat pusat maupun daerah.
Diskusi difokuskan pada penguatan ekonomi berbasis syariah, digitalisasi layanan, serta perluasan pasar halal ekspor.
Dengan dukungan seluruh pihak, diharapkan Indonesia tidak hanya menjadi konsumen produk halal, tetapi juga produsen utama yang mampu bersaing di kancah internasional.
Editor :Tim Sigapnews