MUI Padangsidimpuan Gelar Acara Muzakaroh Fatwa MUI

SIGAPNEWS.CO.ID, PADANGSIDIMPUAN - Saat ini masih banyak polemik dan salah mengartikan tentang seputaran hewan qurban dan tata caranya dikalangan masyarakat.

Untuk itu MUI Padangsidimpuan membuat acara yang bertemakan " Mengungkapkan Berbagai Persoalan Qurban dalam Masyarakat untuk Mewujudkan Ibadah Qurban yang Berkah dan Berkualitas dalam acara Muzakaroh Fatwa MUI " yang di gelar di Padangsidimpuan pada hari ini, Selasa, (21/07/2020).

Ketua MUI Padangsidimpuan Drs.H Zulfan Efendi Hasibuan, menjelaskan perihal Upah daripada panitia termasuk didalamnya para pekerja Qurban tidak diperkenankan mengambil upah dari daging qurban yang akan dibagikan kepada masyarakat.

“Tolong ini menjadi perhatian kita semua, persoalan upah ini tidak boleh diambil dari hewan kurbannya (daging kurban),” jelas Zulfan Efendi Hasibuan.

Ketua MUI juga memberikan pesan sebagai tambahan, "Kalau ada pelaksanaan yang kurang pas, kita perbaiki. Meski berat, inilah tantangannya bagi kita semua, kita bukan membenarkan yang biasa, tapi kita harus membiasakan yang benar.  Jangan kita rusak-rusak ibadah karena mengharuskan kebiasaan,” ucapnya

Ketua MUI Padangsidimpuan ini juga menambahkan, Ibadah qurban ini merupakan  rujukan atau dasar dari Al'Quran juga Sunnah, yang nantinya ibadah qurban ini mendapat keberkahan karena tidak lari dari ajaran Al'quran tersebut. 

“Kalo kita ingin Ibadah yang berkah maka kita harus melalukannya sesuai tuntunan syariah.  Kepada pengelola atau panitia, ini Ibadah yang diamanahkan kepada kita. Jangan sampa kita salah dan melenceng dari pelaksanaannya. Jika itu terjadi, kita tidak mendapat pahala tapi malah mendapatkan dosa,”tutur Ustad Zulfan, sapaan akrab dari ketua MUI.

Hadir dalam acara Muzakaroh ini Ketua Komisi Fatwa Drs H Zainal Arifin Tampubolon - Sekretaris Komisi Fatwa H Yasir Arafat Nasution Lc MA yang hari ini diposisikan sebagai Narasumber dan dihadiri juga  jajaran Pengurus MUI Padangsidimpuan dan juga dari Kecamatan beserta Panitia Hewan Kurban yang diundang hadir hari ini.

Menurut pendapat H Yasir Arafat Nasution Lc MA, perihal Upah Panitia qurban, alangkah baiknya yang menjadi tukang potong ( pekerja ) dalam berqurban adalah orang yang ber qurban itu sendiri.

Namun kalau yang berqurban merasa tidak sanggup ,tidak salah meminta bantuan orang lain dengan memberikan upah tersendiri (tidak boleh memberikan daging  qurban tersebut sebagai upah),

“Panitia tidak berhak mendapat upah dari daging kurban, begitu juga tukang potong. Ini untuk persoalan upah Panitia Kurban,” ungkapnya dengan tegas.

Ustad Yasir juga menambahkan orang yang berqurban bisa (pandai) menyembelih hewan qurban hukum nya Sunnah,namun jika tidak bisa (tidak pandai menyembelih) cukup dengan hadir dan menyaksikannya

“DariAbu Sa’id Al-Khudri RA, Rasulullah SAW bersabda, Wahai Fatimah, bangunlah. Dan saksikanlah qurbanmu. Karena, setetes darahnya akan memohon ampunan dari setiap dosa yang telah kau lakukan. Dan bacalah : ‘Sesungguhnya Shalatku, Ibadahku-Kurbanku –Hidupku dan Matiku untuk Allah Tuhan Semesta Alam. Dan untuk itu aku diperintah. Dan aku adalah orang-orang yang pertama-tama menyerahkan diri kepada Allah ‘. Seorang Sahabat lalu bertanya, ‘Wahai Rasulullah SAW, apakah ini untukmu dan khusus keluargamu atau untuk kaum muslimin secara umum?’, Rasulullah SAW menjawab. ‘Bahkan untuk kaum muslimin umumnya’,” terang ustad Yasir

Drs H Zainal Arifin Tampubolon menambahkan , Panitia qurban hanya mendapat upah dari orang yang berqurban sesuai dengan kesepakatan kedua pihak bukan diambil dari daging qurban tersebut.

“Misalnya membuat kesepakatan Biaya Operasional Hewan Qurban dengan orang yang akan ber qurban. Artinya, Biaya Operasional dan Biaya qurban Satu Porsi itulah yang akan diberikan oleh orang yang ber qurban. Sehingga Panitia qurban tidak mengambil upah dari daging kurban tersebut,” kata ustad Zainal.

ustad Zainal juga mengatakan tentang dalil, Hikmah, keutamaan, hukum,syarat-syarat, waktu penyembelihan serta Pembagian Daging qurban.

"Disunnahkan bagi orang yang ber qurban memakan daging kurbannya, menghadiahkan kepada  tetangga, para kerabat dan mensedekahkannya kepada orang-orang fakir. Rasulullah SAW bersabda, ‘Makanlah dan berilah makanan kepada (Fakir-Miskin) dan Simpanlah,” jelas ustad Zainal

Muzakaroh hari ini bisa menyimpulkan bahwa Para Ulama di Kota Padangsidimpuan meminta kepada seluruh Panitia qurban untuk membicarakan mengenai biaya operasional termasuk didalamnya mengebai upah Panitia qurban dengan orang yang ber qurban. Agar tidak terjadi kekeliruan tentang daging qurban yang dijadikan upah, Insya Allah dengan begitu , Ibadah qurban tahun ini akan mewujudkan Ibadah qurban yang Berkah dan Berkualitas.

Selanjutnya selain masalah Upah Acara ini  juga mempunyai beberapa poin yang dianggap penting untuk menjadi perhatian bagi masyarakat disampaikan oleh Ustad H Yasir Arafat Nasution Lc MA, diantaranya : 

* Dalam Ber Qurban apakah Boleh Dagingnya dibagikan di luar Domisili?

= Boleh. Di Arab Saudi hampir setiap tahun daging qurban berlebih karena banyaknya orang yang berqurban. Daging qurban boleh diangkut (dipindahkan) sekalipun ke Negara lain. Namun berqurban ditempat domisili sendiri lebih diutamakan terlebih ditempat itu mustahaq kurban (fakir-miskin) masih ada.

* Bolehkah Berkurban dengan Uang?

= Berqurban dengan harga hewan tidak sah, tidak sah berqurban kecuali dengan binatang ternak. Karena jenis yang diqurbankan harus binatang ternak, sedangkan uang tidak termasuk hewan. Dan juga tidak sah jika dibanding dengan pembayaran zakat, dan juga dengan alasan-alasan seperti uang lebih.

* Bolehkah Hewan qurban Tidak Disembelih atau langsung diberikan kepada Mustahaq?

= Tidak boleh memberikan hewan qurban yang masih hidup untuk diserahkan kepada fakir miskin,karena qurban merupakan hal yang sudah ditentukan syariatnya.

* Apakah sebelum aqiqah diperkankan Ber qurban ?

= Boleh,aqiqah itu tuntutan sunnah terhadap orangtua kepada anak nya yang baru lahir dan qurban tuntutan sunnah terhadap orang yang dianggap mampu.

* Apakah Sah jika qurban mengatasnamakan instansi atau Kantor ?

= Jika ada instansi ataupun perusahaan membeli 1 ekor sapi untuk dijadikan qurban yang akan dibagikan kepada seluruh orang yang ada di instansi tersebut yang mana diperkirakan lebih dari 7 orang, maka itu tidak dapat dikatakan qurban. Karena 1 ekor (sapi qurban) hanya untuk 7 orang.

Liputan; M Suryadi

Editor   ; M Suryadi