Kasus Perundungan Siswa SMA di Tindak Lanjuti P2TP2A Kampar

P2TP2A Kabupaten Kampar mendatangi rumah keluarga korban perundungan (bullying). (Photo: Sigapnews/Brian)
SIGAPNEWS.CO.ID | Kampar - Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Kampar mendatangi rumah keluarga korban perundungan (bullying) teman sekolahnya, EL (15) yang nekat mengakhiri hidupnya terjun ke sungai Kampar beberapa hari lalu.
"Kedatangan P2TP2A ini untuk bertemu orang tua atau keluarga korban, menyampaikan rasa turut berduka atas meninggalnya EL dan mempertanyakan soal kebenaran kabar yang beredar bahwa penyebab kenekatannya mengakhiri hidupnya itu," kata Ketua P2TP2A, Hafis Tohar, SH didampingi sejumlah pengurus.
Berdasarkan keterangan pihak keluarga, kata Hafis bahwa almarhumah menjadi korban olok-olokan, sering diejek-ejek temannya di sekolah SMA Bangkinang Kota bukan karena sakit atau persoalan asmara.
Dalam hal ini, P2TP2A akan memberikan konseling terhadap anak-anak yang berada dalam lingkungan perbuatan bully ini agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
"Ini pelajaran buat kita semua terutama di dunia pendidikan, sebab berdasarkan keterangan dari pihak keluarga peristiwa itu terjadi pada saat jam belajar, apa mungkin perbuatan yang dilakukan secara beramai-ramai itu tidak ada guru tahu, bahkan itu terjadi berulang," ujarnya.
Dia menilai, dengan kejadian ini ada yang salah terhadap menejemen pendidikan, perlakuan dan fungsi-fungsi bagian yang ada di dalam sekolah ini, dan akan menjadi perhatian serius pihak P2TP2A Kampar.
Sementara itu, Fitri pengurus P2TP2A Kampar yang juga Kanit PPA Polres Kampar menyampaikan bahwa kasus ini akan dipelajari lebih mendalam dan menjadi perhatian serius terutama lembaga ini dalam melakukan pencegahan kejadian berulang untuk menyelamatkan anak-anak Kampar dari korban dan tindakan kekerasan fisik maupun mental.
"Bully jangan dianggap enteng dampaknya sangat berbahaya, apalagi sampai membuat korbannya melakukan tindakan bunuh diri," ujarnya.
Fitri mengajak semua pihak melakukan pengawasan dan mendukung untuk menolak bully ini demi kebaikan dan kepentingan terbaik buat anak-anak kita semua.
"Dengan kejadian ini, jika mendengarkan penuturan keluarga korban bahwa tidak ada kepedulian dari teman-temannya dan pihak sekolah," kata dia.
Dalam keterangan paman korban, Alung didampingi ibunya serta keluarganya yang lain mereka membenarkan bahwa anaknya memang sering menjadi korban bully.
"Dia memang sering jadi korban olok-olokan teman-temannya, dari SMP sampai masuk ke SMA itu orang yang melakukan bullyng adalah orangnya sama," kata Alung.
Awalnya, lanjut Alung korban senang sekolah disana, namun tiga minggu belakangan ini dia mendapatkan perlakuan berulang, teman-temannya sekelas mengejek dan melontarkan kata-kata yang kurang pantas terhadapnya.
Menurut cerita keluarga bahwa kejadian ini sudah dilaporkan ke gurunya, namun tidak ada tanggapan sama sekali.
"Kami hanya butuh keadilan dan kebijakan pihak sekolah terhadap kejadian ini, bahkan ada guru yang melontarkan kata-kata kurang pantas saat mau mendaftar pertama kali ke sekolah itu, beginikah perlakuan terhadap kami orang miskin," ujarnya.
Dalam berita sebelumnya, EL nekat mengakhiri hidupnya terjun ke sungai Kampar pada Minggu sore (30/7) karena tidak tahan sering di bully, mayatnya ditemukan Senin (31/7) sekira pukul 13.30 WIB di wilayah Desa Batu Belah setelah hanyut sejauh sekitar 1 KM dari lokasi.(*)
Editor :Tim Sigapnews