Cak Mus: "Sekali Layar Terkembang, Tengok Tengok Jugalah kei Belakang ."

Cak Musliadi, Ketua team Pemenangan Bermarwah (Abdul Wahid - SF)
Pekanbaru, sigapnews.co.id
– Kader PKB Musliadi atau yang akrab disapa Cak Mus, menanggapi isu miring soal dugaan keretakan hubungan antara Gubernur Riau Abdul Wahid dan Wakil Gubernur SF Haryanto. Ia menyebut, hubungan keduanya masih baik-baik saja dan tidak perlu dibesar-besarkan.
“Kalau ada suara-suara yang menyebut hubungan mereka retak, saya kira itu hanya miskomunikasi saja. Mereka itu ibarat abang dan adik, pasti bisa menyelesaikan persoalan secara kekeluargaan,” ujar Musliadi kepada wartawan, Jumat (4/6/2025).
Menurut Musliadi, kepemimpinan Abdul Wahid dan SF Haryanto layaknya kapal besar yang baru mulai berlayar.
"Sekali layar terkembang, kapal pun berangkat. Tapi tengok-tengok jugalah ke belakang, jangan sampai ada penumpang lama yang tertinggal karena ramai penumpang baru yang juga ingin ikut naik," katanya dengan nada satire.
Ia menambahkan, dinamika dalam politik adalah hal biasa, apalagi jika banyak pihak baru yang ingin menumpang di tengah jalan dan mencoba mengadu domba.
Jabatan gubernur itu seperti kapten kapal utama, dan wagub itu kapten kedua. Selagi kapten utama masih bisa menjalankan tugas, tentu dia akan terus maju.
Namun, kapten satu juga harus menengok ke belakang, melihat apakah ada yang tertinggal,” jelasnya.
Cak Mus juga mengingatkan bahwa kapal besar seperti Provinsi Riau pasti akan menarik banyak penumpang baru, termasuk mereka yang hanya ingin mencari ‘kue’ kekuasaan.
Karena itu, ia berharap komunikasi antara gubernur dan wakilnya bisa semakin diperkuat agar tidak mudah diadu domba.
“Biasanya dalam politik, kalau terlihat tidak akur, belum tentu tidak sejalan. Mungkin saja arah tujuannya belum ketemu.
Tapi itu bisa diselesaikan jika komunikasinya dijaga dengan baik,” pungkas Musliadi, yang pernah dua periode duduk di DPRD Kuansing.
Dengan pernyataan ini, Musliadi menegaskan harapannya agar dinamika yang terjadi justru memperkuat soliditas kepemimpinan Abdul Wahid di Riau, bukan sebaliknya.
Editor :Rahman
Source : Wawancara