Menuju Indonesia Emas 2045
Kongres Anak Indonesia ke-XVI 2025 di Pekanbaru, Wujudkan Hak Kesehatan dan Kesejahteraan Anak

Ketua LPAI, Dr. Seto Mulyadi, menyampaikan bahwa kongres ini bertujuan memperjuangkan hak-hak anak Indonesia.
PEKANBARU - Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) bersama LPA Provinsi Riau, didukung oleh Pemerintah Daerah Provinsi Riau, menyelenggarakan Kongres Anak Indonesia (KAI) ke-XVI tahun 2025, Selasa (14/1).
Acara ini berlangsung di Ballroom Ameera Hotel, Pekanbaru, selama 2 hari, dengan tema "Wujudkan Hak Kesehatan dan Kesejahteraan Anak Menuju Indonesia Emas 2045".
Ketua LPAI, Dr. Seto Mulyadi, menyampaikan bahwa kongres ini bertujuan memperjuangkan hak-hak anak Indonesia sekaligus memberikan platform untuk menyuarakan aspirasi mereka.
"Melalui kegiatan ini, kami berkomitmen memperkuat perlindungan anak agar tercipta generasi emas yang sehat, sejahtera, dan berdaya saing," ujarnya.
Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan RI tahun 2022, prevalensi stunting pada anak balita masih mencapai 29%, meskipun sudah menurun dari tahun sebelumnya.
Selain itu, 36,21% anak usia dini mengalami keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir, dengan 17,27% di antaranya menghadapi gangguan aktivitas sehari-hari.
"Masalah kesehatan dan kesejahteraan anak harus menjadi prioritas bersama. Peran keluarga, masyarakat, dan pemerintah sangat penting untuk memastikan setiap anak tumbuh dalam lingkungan yang sehat dan bahagia," kata Dr. Amurwani Dwi Lestariningsih, narasumber dalam workshop yang digelar secara luring.
KAI 2025 dihadiri oleh 91 peserta, terdiri atas 55 peserta daring dari 32 provinsi dan 36 peserta luring dari kabupaten/kota di Riau.
Rangkaian kegiatan meliputi workshop, sidang komisi, serta pemilihan Duta Anak Indonesia.
Selain itu, kongres menghasilkan 10 Poin Suara Anak Nasional yang diserahkan kepada pemerintah dan masyarakat. Salah satu poin penting adalah permintaan pemerataan akses pendidikan di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar), pengendalian iklan rokok, serta optimalisasi gizi anak.
"Kami berharap pemerintah tidak hanya mendengar, tetapi juga merealisasikan suara anak ini untuk menciptakan perubahan nyata," ungkap Fatya Salsabila, salah satu anggota tim penyusun Suara Anak Nasional.
M Nasir, Kepala DP3AP2KB Provinsi Riau, menegaskan pentingnya sinergi semua pihak dalam melindungi anak.
"Kolaborasi lintas sektor harus diperkuat agar Indonesia menjadi negara ramah anak yang mampu mencetak generasi emas di tahun 2045," katanya.
KAI 2025 menegaskan bahwa perlindungan anak bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama.
Dengan dukungan penuh dari berbagai elemen masyarakat, visi Indonesia Emas 2045 dapat tercapai melalui anak-anak yang sehat,bahagia, dan berdaya.
Editor :Tim Sigapnews