Penganiayaan
Anggota DPRD Kota Medan Diculik, Satu Pelakunya Diamankan

Anggota DPRD Kota Medan, Boydo HK Panjaitan.(Foto: Sigapnews.co.id/Ist).
Informasi yang dihimpun, saat keluar hotel, politisi PDI Perjuangan ini dipepet lima orang pria dan menyuruh Boydo masuk ke dalam mobil warna merah.
Penganiayaan itu sendiri terjadi di lahan kosong Jalan Flamboyan Raya Medan Tuntungan.
Atas peristiwa yang dialaminya, Boydo dikabarkan membuat laporan ke Mapolrestabes Medan dengan bukti laporan polisi Nomor :STTLP/1011/YAN.2.5/V/2018/SPKT RESTABES MEDAN.
Tanggal pembuatan laporan di SPKT pada Jumat 10 Mei 2019 dengan perkara penganiayaan atasnama Boydo Harris K Panjaitan.
Tak butuh waktu lama untuk mendapatkan salah satu pelaku penculikan terhadap Anggota DPRD Medan Boydo Panjaitan.
Setelah peristiwa mencekam itu, pihak kepolisian berhasil mengamankan salah seorang pelaku penculikan.
Kapolda Sumut, Irjen Agus Andrianto yang ditemui di Hotel Santika Dyandra Premier membenarkan bahwa salah seorang pelaku sudah diamankan.
"Ada satu sudah kita amankan. Saat ini lagi kita dalami motifnya. Saya yakin nggak ada masalah soal suara," kata Agus di Hotel Santika, Senin (13/5/2019).
"Tapi kita akan dalamilah terus. Mudah-mudahan segera kita tahu motifnya," sambungnya.
Terkait ada dugaan premanisme dalam penculikan itu. Agus menegaskan bahwa dalam kasus Boydo adalah permasalahan internal mereka.
"Khusus kasus yang dilaporkan oleh Boydo, murni soal sengketa pemilihan umum di internal mereka," ungkap Kapolda Sumut.
Soal penangkapan satu pelaku yang dilakukan oleh personel Ditreskrimum Polda Sumatera Utara. Hal itupun dibenarkan oleh Direktur Reskrimum Polda Sumut Kombes Pol Andi Rian.
"Iya memang benar. Kita masih melakukan pengejaran terhadap pelaku dan barang bukti lainnya," kata Andi Rian, Senin (13/5/2019).
Andi Rian belum mau menjelaskan lebih mendalam, pasalnya kasusnya masih proses pengembangan.
"Masih pengembangan, sabar dulu ya," ujarnya.
Sementara itu, di TKP Hotel Inna Hotel salah seorang Satpam atas nama Marusaha tidak tahu menahu bagaimana kejadian itu terjadi.
"Kita cek di CCTV tidak ada dan polisi terlihat adem-adem saja. Keributan tidak ada nampak. Karena malam itu kita standby penjagaan," kata Marusaha.
"Saya tahu kabar disini ada penculikan dari internet. Kawan buka internet, terus dia bilang ini kejadian yang ada disini.
Saya baca beritanya disebutkan korban dibuang di daerah Flamboyan," sambungnya.
Lebih lanjut, Marusaha menuturkan bahwa kalau malam itu tidak ada terdengar kehebohan. Suara ribut-ribut juga tidak begitu terdengar.
"Pasti kan malam itu kalau ada ribut-ribut sudah kita bantu untuk menanggulangi. Kita juga tidak tahu, apakah yang disebutkan itu penculikan atau tidak kita nggak tahu. Apakah itu trik atau bagaimana. Karena malam itu nggak ada ramai-ramai," jelasnya.
Terpisah, melalui aplikasi WhatsApp, Boydo menjelaskan bahwa dirinya sudah menyerahkan semuanya kepada pihak kepolisian.
"Saya sudah serahkan semuanya ke polisi. Saya sudah laporkan kejadian tersebut kepada Polrestabes Medan. Dan sudah saya terangkan dalam BAP dengan jelas apa yang saya lihat, alami dan rasakan sebagai korban," kata Boydo.
Untuk semua ini, lanjut Boydo diserahkan kepada proses hukum.
"Semua saya serahkan kepada proses hukum. Untuk lebih jelasnya silahkan konfirmasi Kepala Badan Bantuan Hukum dan Advokasi Pusat PDIPerjuangan dan P.Trimedya sebagai Ketua DPP Bidang Hukum dan HAM ya," jelasnya.
Terkait kabar telah diamankan satu orang yang diduga sebagai pelaku penganiayaan. Boydo tidak mengetahui hal tersebut.
"Untuk itu saya nggak tahu. Harapan saya, bisa diselesaikan dengan cepat oleh aparat hukum," pungkas Boydo.(*)
Liputan: Arifin Nasution.
Editor : Robinsar Siburian.
Editor :Tim Sigapnews