Kesehatan
Kasus Kematian Debora, Gubernur DKI Anggarkan Beli Alat Resusitasi

Rombongan Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyambangi rumah orang tua Tiara Debora Simanjorang di Jalan Haji Jeung Kelurahan Jurumudi, Kecamatan Benda, Kota Tangerang, Banten. (Foto: Sigapnews/Piter).
“Anggarkan saja kalau itu diperlukan," kata Djarot, Rabu, 13 September 2017. Harga alat resusitas sekitar Rp 600 juta per unit.
Bila jumlahnya terbatas, Djarot meminta agar alat terebut bisa dipinjamkan kepada rumah sakit lain yang membutuhkan.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto mengatakan pihaknya mengusulkan kepada Gubernur Basuki untuk membeli alat resusitasi.
Alat ini, ujar Koeemedi, untuk mengecilkan resiko pasien yang membutuhkan alat tersebut.
Menurut Koesmedi, pihaknya akan meminjamkan alat resusitasi.
"Kalau kita bawakan alat itu kemudian dipinjamkan ke rumah sakit, kan pasien bisa dirawat di ruangan," ujar Koesmedi melaporkan perkembangan kasus bayi Debora kepada Djarot.
Koesmedi menuturkan, alat resusitasi dipakai untuk seluruh warga Jakarta.
"Mau itu kaya, miskin, kan semua harus dapat fasilitas itu," tutur Koesmedi. Kepada Djarot, Koesmedi melaporkan persoalan yang mengakibatkan meninggalnya Debora.
Menurut Koesmedi, saat diantarkan ke rumah sakit, bayi Debora dalam keadaan kritis. Rumah sakit kemudian memberikan pertolongan berupa resusitasi.
Alat tersebut sering digunakan untuk memulihkan kembali kesadaran Debora yang detak jantungnya sempat tidak terdeteksi.
Meski begitu, Koesmedi masih menimbang-nimbang dan belum tahu kapan akan membeli alat resusitasi.
"Masih kita pikirkan dulu," kata Koesmedi. Koesmedi masih memikirkan keefisienan cara meminjamkan alat tersebut.
"Memindahkan orang (pasien) itu kan dalam kondisi gawat darurat itu lebih berisiko," ujar Koesmedi.(*)
Editor :Tim Sigapnews