Pesona Danau Kajuid Langgam Pelalawan Tawarkan Wisata Alam Mempesona

Sigapnews.co.id | Pekanbaru - Danau Kajudi terletak di Kelurahan Langgam dan jika melalui sungai dapat dicapai lebih kurang 45 menit mengikuti aliran sungai Kampar dan sekitar 35 menit menggunakan jalan darat melalui jalan koridor RAPP. Dinamakan Danau Kajuid karena pada zaman dahulu terdapat banyak pohon kaduik di sekitar danau yang rasa buahnya cukup masam. Seiring dengan masa, penyebutannya berubah menjadi kajuid. 

Kodisi dan benuk danau ini dapat kita lihat bahwa ianya mengelilingi sebuah pulau yang terletak di di tengah-tengah danau. Pulau ini masih banyak ditumbuhi pepohonan alami dengan suasananya yang tenang dan teduh sehingga dapat memberikan kesan tenteram dan rasa kenyamanan tersendiri bagi pengunjung. 

Berkat kegigihan Bupati Pelalawan, HM. Harris, danau kajuid ini secara perlahan namun pasti telah dikembangkan sebagai objek wisata dan pusat rekreasi bagi masyarakat  yang pada sat ini menjadi destinasi wisata yang boleh dibilang baru namun berpotensi menyedot pengunjung yang cukup banyak terutama masyarakat dan komunitas yang membutuhkan tempat rekreasi sebagai lokasi berlibur dan menghabiskan waktu luang mereka.

Di lokasi utama danau tersebut dipusatkan sebagai lokasi wisata dan permainan air. Pada saat ini sudah terdapat wahana permainan outbound dan flying fox yang dapat dinikmati oleh pengunjung selain permainan air seperti fliying fish, banana boat, jetski, bebek air dan rumah makan terapung.  Bagi pengunjung yang hanya ingin menikmati suasana danau dan rindangnya serta sejuknya pepohonan di sekitar danau kajuid ini, terdapat banyak spot yang dapat dinikmati sekedar untuk berkumpul dan berpiknik atau bahkan berkemah. 

Selain suasana dalam pulau yang teduh dan tenang, kita juga masih dapat menikmati suara-suara seragga seperti layaknya di dalam hutan, menjadikan suasana disekitarnya lebih alami. Di bagian lain danau ini kita juga dapat melihat aktifikas masyarakat nelayan di rumah rakitnya yang berfungsi sebagai tempat pengumpulan ikan dan tempat pengelolaan ikan salai. Terdapat juga keramba masyarakat sebagai pusat aktifitas perikanan. Beberapa rumah makan terapung sudah brmunculan sebagai respon dari mulai banyaknya pengunjung yang berdatangan dan menikmati keindahan danau kajuid ini. Berbagai masakan khas kampung yang lezat siap menjamu selera para pengunjung yang datang.

Selain danau, terdapat beberapa tempat yang dapat dikunjungi oleh pengunjung yang masih mempunyai waktu dan masih berkeinginan untik mengexplore beberapa tempat yang terletak d keluarahan Langgam yang lokasinya berada berdekatan atau tidak begitu jauh dari danau kajuid. Beberapa lokasi menarik tersebut adalah: 

Kelurahan Langgam 

Kelurahan langgam terletak di tepian Sungai Kampar yang juga  termasuk desa tua dan lokasinya berdekatan dengan Balai Anjungan, yaitu dimana pelaksanaan Prosesi Upacara Balimau Potang Mogang selalau dilaksanakan. Yang menarik dari pemukiman yang berada di kelurahan ini adalah masih banyak terdapat rumah-rumah asli yang diperkirakan cukup tua namun masih menunjukkan keindahannya. Berada disekitar rumah-rumah tersebut terasa berada diperkampungan yang kental dengan nuansa melayu dan memberikan rasa damai. Selain itu kita dapat berinteraksi dengan masyarakat sekitar yang berada di rumah-rumah tersebut. 

Kecamatan Langgam merupakan tempat bertemunya sungai kampar kiri dan kampar kanan yang kaya akan sumber hayati perairan, bagi yang memiliki hobi memancing,  muara sako merupakan lokasi yang ideal untuk menyalurkan hobinya. Dengan harga sewa kapal motor/pompong sekitar Rp. 450.000,- per hari, kita dapat memancing sepuasnya. Berbagai ikan sungai menjadi tangkapan yang lazim dan selalu didapat, diantaranya adalah ikan geso, baung, patin, toman, udang galah dan lain-lain.

Tip perjalanan:Danau Tajwid dan Desa Muara Sako merupakan lokasi yang ideal bagi peminat aktifitas memancing. 

Kolam Tujuh terdapat di Kecamatan Langgam, tepatnya di desa Tambak. Lokasi Kolam Tujuh merupakan tempat yang menurut legenda masyarakat lokal sebagai lokasi dimana Ungge Bomban, yaitu seorang pendekar pada zaman dahulu kala bertemu dengan tujuh putri kayangan yang sedang mandi di kolam ini, dan mempersunting salah satu putri tersebut. 

Di desa tambak juga terdapat satu tempat yang sangat unik dan belum banyak diketahui oleh masyrakat luar, dimana terdapat satu lokasi yang di dalamnya terkubur pecahan porselin. Asal keberadaan pecahan porseline ini masih misterius, namun, setelah dilakukan tes spit, banyak pecahan porselin tersebut berasal dari zaman Dinasti Ming di Cina. 

Berdasarkan sumber tertulis yang disusun oleh Tim Universitas Riau pada tahun 2006 yang berjudul Sejarah Riau Masa Kolonialisme Hingga Kemerdekaan RI dicatatkan bahwa Datuk Tengku Raja Lelaputera adalah salah seorang Orang Besar Kerajaan Pelalawan pada masa pemerintahan Sultan Syarif Ja’far, Sultan Syarif Abu Bakar, Sultan Tengku Sontol Said Ali.

Gelar Datuk Engku Raja Lela Putera diberikan kepada Maharaja Lela II (1810-1811) atas pemberian Sultan Said Syarif Abdurrahman setelah ditabalkan menjadi Sultan Pelalawan.  Maharaja Lela II kalah dalam menghadapi serangan kerajaan Siak namun Sultan Abdurrahman mengangkat beliau menjadi Orang Besar Kerajaan Pelalawan dengan gelar tersebut.  Datuk ini merupakan pucuk pebatinan yang kurang esa tiga puluh dan berkedudukan di Langgam dan makamnyapun juga berada di Langgam. Bangunan makam dalam bentuk sebagaimana makam seorang datuk dimana makamnya ditinggikan sebanyak tiga tingkat. Masing-masing tingkat berukuran sama  yakni seukuran dengan keramik 20 cm. Artinya tinggi makam tiga kali 20 cm sama dengan 60 cm ditambah  ketinggian badan makam 50 cm. Jadi  tinggi bangunan makam keseluruhan adalah 110 cm. Mengenai panjang bangunan makam adalah 2 meter. Makam telah di beri keramik dengan warna hitam

Bangunan ini merupakan tempat tinggal Datuk Engku Raja Lela Putra.  Rumah Datuk Engku Raja Lela Putra yang asli,  masih ada bangunannya sebagaimana bentuk aslinya dan lokasinya juga tetap di tempat asalnya. Pada saat ini di samping rumah asli tersebut telah dibangun sebuah rumah duplikat seperti aslinya dengan ukuran yang lebih besar. Pengunjung dapat melihat bentuk asli dan duplikatnya di lokasi yang sama. 

Hutan lindung yang masih terjaga dengan berbagai pohon yang sudah mulai langka tumbuh di dalamnya disertai cerita mistis adanya gua misterius rumah para bunian, barangsiapa yang mempunya niat baik dan tulus, dipercaya akan dapat menemukan gua tersebut  beserta perkampungan manusia bunian. Tapi bagi yang berniat buruk, biasaya akan tersesat dan berputar-putar tanpa menemukan jalan pulang. Itulah Rimbo Tanah Begua (hutan tanah yang bergua). Terletak di kecamatan langgam dengan akses yang mudah dijangkau dan kondisi jalan aspal. (Advertorial Pemkab Pelalawan)