Gubernur dan Wagub Harus Menyatu: "Kalau Menampi Jangan Tumpah Padinya"
"Mari kita sama-sama bersihkan hati dan luruskan niat pada bulan suci ini," ajaknya.
Pada bulan Ramadan, kata Datuk HR Marjohan, manusia hanya mengharapkan rida Allah SWT dari seluruh yang dikerjakan. Inilah bulan yang bisa membersihkan dosa dan hati kita," tambahnya.
Sedang Datuk Taufik Ikram, setelah acara kepada wartawan menyebut, ibarat pepatah; "Jangan Iba akan kacang sebuah, tak jadi memengat". Maksudnya, karena sayang atau persoalan yang tak penting, tidak jadi mengerjakan hal yang besar yang menyenangkan hati.
Tokoh masyarakat Riau, A Aris Abeba, juga ikut berpetuah; "Jangan berleleran bagai getah di lalang". Maksud Aris, tinggalkan percakapan atau pembicaraan yang tak perlu. Kedua pimpinan itu, adalah panutan masyarakat. Jadi, harus bisa saling mengisi dan tidak perlu jadi perbincangan yang tak baik.
Aris menambahkan, "Bahasa dan bangsa tidak dijual beli". Baik dan buruknya prilaku seseorang, menunjukkan tinggi rendahnya martabat dan asal usul mereka. "Kita orang Melayu. Karena itu kita bangga dan senang hari ini, sebab LAMR bisa tampil sebagai penengah," kata Aris.
Aris melanjutkan, menyitir sebuah pepatah; "Sebab budi boleh kedapatan". Yang maksudnya, nama baik bisa tercemar, akibat perbuatan yang tak pantas. Dan sangat tak pantas lagi jika kita ikut mencemarkan nama baik orang.
Gubernur dan Wagub itu kata, Tokoh Pemuda Riau, Saipul Bahri, ibaratnya; "Besar air, besar gelombang". Makin tinggi jabatan mereka, makin banyak yang harus mereka hadapi. "Makin tinggi pohon, makin kuat angin menerpa".
Apalagi di era digital ini, apa yang mereka lakukan, cepat tersebar dan diketahui masyakarat. Tak peduli yang baik, apalagi sebuah keburukan. Akan cepat menyebar bahkan menjadi viral.
"Betul atau tidak, itu cerita lain. Jadi para pemimpin mesti ekstra hati-hati jika ingin berbuat atau berkelakuan," ujar Saipul yang juga pengurus LAM Riau.
Menggoyang lidah itu, lanjutnya tidaklah susah. Apalagi lidah itu tidak bertulang. Jadi dia sangat berharap pemimpin dan masyarakat harus berhati-hati menggunakan lidahnya. "Tak semua yang diucapkan lidah adalah benar. Dan tak pula semua yang diucapkan itu, salah. Jadi saya sangat setuju dengan petuah Ketua MKA LAMR pada pertemuan malam ini. Jagalah hati, karena hanya hati yang bisa menyaring, mana yang salah dan mana yang benar.
(Dheni Kurnia, dari acara buka bersama LAMR)
Read more info "Gubernur dan Wagub Harus Menyatu: "Kalau Menampi Jangan Tumpah Padinya"" on the next page :
Editor :Tim Sigapnews