Satu-satunya Siswa Konghucu di SIPSS 2025, Afat Siap Mengabdi di Polri

Siswa SIPSS, Afat (23), lulusan S1 Pendidikan Agama Konghucu dari Sekolah Tinggi Agama Konghucu Indonesia (STIKIN) Purwokerto, Jawa Tengah.
SIGAPNEWS.CO.ID | SEMARANG – Sebanyak 100 siswa Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) mulai menjalani pendidikan di Batalyon SIPSS, Kompleks Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang selama bulan Ramadan ini. Di antara mayoritas siswa beragama Islam, terdapat satu siswa beragama Konghucu, yaitu Afat (23), lulusan S1 Pendidikan Agama Konghucu dari Sekolah Tinggi Agama Konghucu Indonesia (STIKIN) Purwokerto.
Afat, pria asal Depok, Jawa Barat, sebelumnya merupakan guru Agama Konghucu di SMPN 1 Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. Ia juga aktif sebagai penyuluh agama non-PNS di Natuna serta penulis di kanal Pusat Bimbingan Pendidikan Konghucu Kementerian Agama RI.
“Saya mulai kuliah tahun 2021 dan menjadi lulusan pertama sekaligus tercepat dari angkatan pertama STIKIN Purwokerto. Saat itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama memberikan percepatan studi selama enam semester karena kebutuhan mendesak akan Guru Agama Konghucu,” ujar Afat saat ditemui di Batalyon SIPSS, Kompleks Akpol, Jumat (7/3/2025) malam.
Di tengah kesibukannya sebagai siswa SIPSS, Afat tetap menjalankan ibadah sesuai keyakinannya. Saat rekan-rekannya yang Muslim melaksanakan Salat Tarawih, ia beribadah dengan cara berdoa dan merenung.
“Pengasuh di sini memberikan kebebasan untuk beribadah sesuai keyakinan saya. Saya tetap bisa rutin berdoa dan membawa kitab suci saya, Kitab Sishu, untuk refleksi diri dan mengaktualisasikan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya.
Afat berasal dari keluarga penganut Konghucu dan aktif di Majelis Agama Konghucu Indonesia (Makin) Depok. Sejak kecil, ia terbiasa beribadah di Kong Miao Genta Kebajikan Makin Depok serta mengikuti sekolah minggu di Lithang, Kong Miao, dan Kelenteng—tempat-tempat ibadah umat Konghucu.
Ia mendapat informasi pembukaan SIPSS yang membutuhkan lulusan dari jurusannya, lalu mengikuti serangkaian seleksi di tingkat daerah hingga pusat.
“Seleksi awalnya dimulai November 2024 di Pusat Misi Internasional Tangerang, kemudian dilanjutkan dengan tahapan seleksi lainnya,” katanya.
Afat mengaku termotivasi bergabung dengan Polri untuk mengabdi lebih luas kepada masyarakat, tidak hanya dalam komunitas Konghucu. Ia juga terinspirasi oleh rekannya, Michael Josua, yang lebih dulu diterima di Akpol serta Dokter David, lulusan SIPSS yang kini bertugas di Brimob Polda Papua.
“Saya melihat Polri menjunjung tinggi pluralitas dan memiliki semangat pengabdian kepada masyarakat. Ini sejalan dengan ajaran Konghucu yang mengajarkan jiwa sosial dan berbagi kepada sesama,” tutupnya.
Editor :Tim Sigapnews