Pendidikan
Dosen Umri Gelar FGD di TK Tri Insani Permata

Tim dosen Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) menggelar Focus Group
Discussion (FGD), Selasa
(22/8/2017). (Foto: Sigapnews/Brian)
Anggota tim IBM Umri, Sri Fitria Retnowaty SSi MT menjelaskan, focus group discussion ini merupakan implementasi dari program Ipteks Bagi Masyarakat (IBM). Kegiatan ini didukung Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) dan dilakukan perguruan tinggi di indonesia.
Program ini implementasi kinerja perguruan tinggi agar mempunya manfaat di masyarakat. Yaitu sebagai bentuk pengabdian yang dilakukan dosen seluruh Indonesia pada masyakarat. Khususnya di bidang Ipteks.
“Jadi kami tidak sekadar mengajar mahasiswa. Tapi juga harus melakukan penelitian, melakukan pengabdian dan mengembangkan al Islam dan Kemuhammadiyahan,†kata Fitri yang juga dosen Fisika ini. Diharapkannya, lewat kegiatan ini, keberadaan Umri memang bermanfaat bagi masyarakat.
Ditambahkan Fitri, permasalahan sekarang, sains belum dirasakan terlalu bermanfaat oleh anak. Mungkin yang jadi masalah, sains tidak disampaikan secara benar di sekolah.
Karena itu, Umri ingin menggali seperti apa implementasi sains yang dihubungkan dengan etika moral dan lingkungan hidup.
Setelah FGD ini, hasil diskusi akan digodok oleh tim IBM di Umri. Setelah ada hasil penggodokkan, beberapa saat lagi akan diadakan kembali FGD untuk rembug bersama apakah hasil penggodokkan memang menjawab permasalahan yang ada atau tidak.
Menurut Fitri, pihak TK kembali dilibatkan karena pengelola, guru dan orangtua siswalah yang mengetahui kondisi di lapangan.
“Dari situ bisa didesain media pembelajaran sains yang cocok menunjang pendidikan berbasis etika moral dan lingkungan hidup. Bisa dari media yang sudah ada atau ditambah dan dimodifikasi,†paparnya.
Namun yang jelas, sains tidak boleh terlepas dari proses pencariannya. Misalnya, bagaimana memasukkan unsur sains dalam materi membedakan warna, cara makan dan sebagainya.
Ditambahkan dia, kegiatan ini dibiayai Kemenristekdikti untuk dua TK. Selain TK Tri Insani Permata, kegiatan serupa juga dilakukan di TK Negeri Pembina I. Kegiatan berlangsung selama setahun. Namun Fitri berharap prosesnya tidak sampai satu tahun.
Sementara itu, Kepala TK Tri Insani Permata Pekanbaru, Afrida Ariyanti menjelaskan bahwa pihaknya sudah mengajarkan sains pada anak. Tapi sebatas kemampuan yang dapat diaplikasikan di TK serta sesuai pengetahuan yang diperoleh guru saat di universitas sebelumnya.
Diharapkan, dengan kegiatan ini muncul gagasan dan metode pengajaran sains yang baru. “Diharapkan dengan kegiatan ini kita bisa sharing dan tanya jawab agar tahu bagaimana materi sains bisa disajikan dengan benar pada siswa,†katanya.
Sementara itu, dalam diskusi ini sejumlah guru menyampaikan bagaimana mereka harus berkreativitas untuk menyuguhkan materi sains pada anak. Misalnya saat menjelaskan tentang gaya magnet, kenapa batu tenggelam di air dan sebagainya. Jadi guru tidak sebatas mengikuti materi di buku pelajaran. (*)
Editor :Tim Sigapnews