Wih! Gara-gara Disdik Salah Masukkan Nilai, Putri Deya Gagal Masuk SMA Favorit
Putri Deya bersama ibunya saat ditemui di kediaman mereka di Jalan Selamat Gang Bersama, Medan, Minggu (2/7/2017).(Photo: Sigapnews/Ist)
SIGAPNEWS.CO.ID | MEDAN - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online tahun ajaran 2018 tingkat SMA dan SMK negeri di Sumut yang telah usai beberapa waktu lalu. Namun masih menyisahkan suatu persoalan.
Seorang mantan pelajar MTS Lab IKIP Al Washliyah Medan, Putri Deya, harus menerima kenyataan gagal diterima sekolah menengah atas favorit yang ia idamkan, yakni SMA Negeri 5 Medan.
Yang menjadi persoalan, Putri gagal bukan karena nilai ujan nasional yang tak mencukupi. Namun karena adanya kesalahan data nilai ujian nasional milik Putri.
Nilai ujian mata pelajaran Bahasa Inggris yang ia peroleh pada ujian nasional lalu adalah 92.0. Tapi, nilai tersebut menjadi 62.00 saat dilihat pada situs PPBD online milik Dinas Pendidikan Pemprov Sumut.
Putri semestinya sudah memenuhi nilai miminum untuk diterima di SMA Negeri 5 Medan bila saja data pada situs tersebut sesuai dengan nilai hasil ujian nasional yang dikeluarkan pihak sekolah asalnya.
"Saya masih berharap bisa masuk ke sokolah itu (SMA Negeri 5 Medan)," ujar Putri saat ditemui di kediamannya di Jalan Selamat Gang Bersama, Medan, Minggu (2/7/2017).
Putri yang sehari lalu baru saja merayakan hari ulang tahunnya ke-15 ini mengaku masih memiliki harapan besar masuk di SMA Negeri 5 Medan.
Sekolah itu telah diidamkannya sejak duduk di bangku SMP dulu. Selain itu, lokasi sekolah berada tidak jauh dari tempat tinggalnya.
Hal ini diungkapkan ibu putri, Sri Alti Delvi. Anak keduanya itu sering bercerita tentang keinginannya untuk mengenyam pendidikan sekolah menengah atas di SMA Negeri 5 Medan.
"Dia memang sangat pengin sekolah di sana. Selain itu memang lokasinya dekat dari rumah, jadi bisa menghemat ongkos juga," katanya.
Putri tidak terlahir dari kalangan keluarga yang mapan. Bahkan bisa dibilang pas-pasan. Ayahnya hanya seorang mantan penarik becak yang mengidap penyakit diabetes sejak beberapa tahun lalu.
Meski kondisi ekonomi keluarganya demikian, Putri tak pernah merasa pesimis. Khususnya dalam menimba ilmu. Bahkan ia becita-cita menjadi seorang dokter.
Semasa duduk di bangku sekolah MTS Lab IKIP Al Washliyah Medan, Putri sering menyabet rangking kelas.
Hal inilah yang menjadi penyemangat bagi keluarga untuk terus berjuang memberikan pendidikan terbaik bagi Putri.
"Alhamdulillah, Putri membuat bangga keluarga," kata Sri.
Operator PPDB Online SMA Negeri 5 Medan Hary Hartoyo membantah pihaknya salah meng-entry data nilai ujian nasional milik Putri.
Menurut dia, pihak operator dan verifikator PPDB Online pada sekolah itu hanya betugas menindaklankuti data nilai ujian nasional yang telah terlebih dulu di-entry pihak Dinas Pendidikan Sumut pada situs PPDB Online.
Hary menjelaskan proses entry data calon peserta didik yang mendaftar melalui sistem PPDB Online ini.
Awalnya, operator PPDB Online data pada suatu sekolah akan meng-input nomor peserta ujian nasional calon peserta didik yang mendaftar. Setelah itu, akan muncul data nilai hasil ujian nasional calon pendaftar tersebut. Proses selanjutnya ditangani oleh verifikator PPDB Online.
"Jadi bukan kami yang meng-entry data itu. Kami hanya masukkan nomor peserta ujian nasional calon siswa, kemudian otomatis muncul data nilai ujian nasionalnya. Kami hanya mengisi data seperti alamat sekolah dan tempat tinggal," katanya.
Menurut Hary, ia juga pernah mendengar kasus serupa terjadi pada calon peserta didik pada sekolah lainnya.
"Ada juga kemarin saya lihat di dinas (pendidikan) provinsi, orang mempermasalahkan itu. Nilai yang didapat itu kok beda di online-nya. Jadi saya mikir kemarin, ada kesalahan di dinas provinsinya juga," sambungnya.
Di pihak lain, Kepala Dinas Pendidikan Pemprov Sumut Aryad Lubis mengaku tidak bisa berkomentar banyak karena mengaku kurang paham atas persoalan yang terjadi.
Dengan alasan ini, dia menyarankan pihak keluarga untuk mendatangi kantor dinasnya yang berada di Jalan Teuku Cik Ditiro, Medan.
"Begini saja, buat saja laporannya. Kan ada formulir membuat pengaduan di website itu. Buat saja, karena kalau begini kita kan mengerti jelaskannya," katanya.(*)
Editor :Tim Sigapnews
