Bersama UiTM Malaysia
Universitas Paramadina Gelar Seminar Anti Korupsi, Prof Didik: Koruptor dari Alumni PT Terbaik

Seminar Anti Korupsi dengan topik Integrity, Good Corporate Governance and Anti-Corruption Establishment yang diselenggarakan oleh Universitas Paramadina dan UiTM, Malaysia.
SIGAPNEWS.CO.ID | JAKARTA - Seminar Anti Korupsi dengan topik Integrity, Good Corporate Governance and Anti-Corruption Establishment yang diselenggarakan oleh Universitas Paramadina, Indonesia dan Universiti Teknologi Mara (UiTM), Malaysia pada Senin 31 Oktober 2022, membahas beberapa isu terkait perkembangan dan tantangan pemberantasan korupsi di kedua negara.
Diskusi tersebut dihadiri oleh beberapa tokoh Pendidikan dan penggiat anti korupsi dari Indonesia dan Malaysia seperti Prof. Didik J. Rachbini, Prof. Dr. Jamaliah Said, Asriana Issa Sofia, Tuan Mohd Nur Lokman bin Samingan dan Adrian A. Wijanarko.
Menurut Prof. Didik J. Rachbini, Rektor Universitas Paramadina, korupsi adalah ‘the biggest and the hardest enemy of the people’. Semakin banyaknya pihak yang terlibat dan jumlah nominal yang dikorupsi dalam beberapa waktu terakhir ini, memperlihatkan bahwa ini korupsi adalah musuh besar yang harus dilawan dan dihilangkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Hal yang lebih memprihatinkan lanjut Didik, adalah bahwa para koruptor merupakan alumni perguruan tinggi (PT) terbaik setiap negara.
“Pihak Universitas juga harus bertanggung jawab dengan memberikan pelajaran tentang etika, norma dan hukum tentang korupsi”, ujar Didik.
Asriana Issa Sofia, dosen Universitas Paramadina, yang juga penggiat anti korupsi, menyatakan bahwa saat ini tren pelaku korupsi yang didominasi oleh lulusan pendidikan tinggi. Selain itu, umur dari pelaku korupsi semakin banyak berasal dari kalangan muda.
“Tren pelaku korupsi sebesar 86% itu berasal dari pendidikan tinggi dengan dominasi oleh lulusan magister. Sedangkan umur pejabat yang melakukan korupsi tidak lagi didominasi oleh generasi atas, namun juga generasi muda ikut korupsi, bahkan yang termuda itu 24 tahun merujuk pada kasus korupsi di Bupati Penajam Paser Utara”, tutur Asri.
Prof. Jamaliah Said, Director of Accounting Research Institute Universiti Teknologi MARA, menjelaskan bahwa tidak ada bukti penelitian yang menunjukkan bahwa korupsi bergerak ke tren penurunan.
“Seperti pernah disampaikan oleh Sultan Nazrin (Tokoh Kerajaan Malaysia) yang mengibaratkan korupsi saat ini seperti penyakit kanker yang ada di level 4. Ada pada tahapan yang memprihatinkan”
Pelemahan Demokrasi dan KPK
Lebih lanjut Prof. Didik J. Rachbini memaparkan perjalanan panjang Indonesia dalam menerapkan demokrasi dan penegakan hukum anti korupsi. “Reformasi yang terjadi pada tahun 1998 itu sebenarnya adalah revolusi yang diperhalus. Karena Indonesia mempunyai pengalaman panjang dari pemerintahan yang otoriter, maka sesudah reformasi muncul demokrasi dalam bentuk lembaga independen seperti KPK.”
Read more info "Universitas Paramadina Gelar Seminar Anti Korupsi, Prof Didik: Koruptor dari Alumni PT Terbaik" on the next page :
Editor :Tim Sigapnews