Kapolri: Pelaku Bom Panci Bandung Radikal karena Internet

Kapolri Jenderal Tito Karnavian berkunjung ke Sulawesi Tenggara dalam rangka memberikan pengarahan pada personil Kepolisian Daerah Sultra Kamis 23 Februari 2017. (Photo: Sigapnews/Piter)
"(Kasus bom panci Bandung) ini adalah fenomena baru yang sebenarnya di luar negeri itu sudah ada sejak 10 tahun lalu," kata Tito di Bandara Sam Ratulangi, Manado, Minggu 9 Juli 2017.
Pada Sabtu sore lalu, sebuah ledakan yang diduga berasal dari bom panci mengegegerkan warga Kampung Kubang Beureum, Kelurahan Sekeloa, Kecamatan Buah Batu, Kota Bandung. Ledakan tersebut terjadi di dalam kamar yang dikontrak Agus Wiguna, 21 tahun. Saat ledakan, Agus sedang berjualan bakso di tempat lain di Bandung.
Menurut Tito, pelaku bom panci Bandung menjadi radikal lantaran membaca internet. Pelaku kemudian belajar membuat bom dari internet dan ingin melakukan penyerangan sendiri.
Tito mengatakan perlu aksi kontraterorisme untuk mencegah jangan sampai masyarakat yang rentan terhadap radikalisme, mudah terpengaruh dengan paham-paham tersebut.
"Kontra radikalisasi ini melibatkan banyak pihak tak hanya intelejen. Ini agar supaya kelompok masyarakat yang rentan itu tidak menjadi teroris," ujar Tito menanggapi upaya pencegahan agar kasus seperti bom panci Bandung tidak terjadi.(*)
Editor :Tim Sigapnews