Polri: Panci Sebagai Wadah
Bom Kampung Melayu Mirip Bom Cicendo

Warga berkumpul untuk melihat lokasi ledakan bom bunuh diri di terminal bus di Kampung Melayu.(Foto: Istimewa)
Pantauan Sigapnews.co.id, Rabu (24/5/2017) sekitar pukul 23.20 WIB, warga masih terlihat mendekat ke arah Terminal Kampung Melayu. Polisi terus mengimbau warga agar tidak mendekat. Jarak terdekat antara warga dengan titik ledakan bom tersebut sekitar 100 meter.
Untuk memenuhi rasa penasaran mereka, banyak warga yang menaiki JPO yang berada di Jalan Otista tersebut. Mereka berkumpul di jembatan tersebut sehingga terlihat penuh. Warga penuhi JPO dekat lokasi ledakan di Kampung Melayu.Warga penuhi JPO dekat lokasi ledakan di Kampung
Di bawah JPO terlihat banyak motor warga yang terparkir.
Mirip Bom Cicendo.
Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan ada kemiripan aksi serangan bom di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, dengan bom panci di Cicendo, Kota Bandung, akhir Februari 2017. Ia menjelaskan kesamaan tersebut berdasarkan temuan bukti pada dua kejadian tersebut.
"Hasil barang dan bukti yang disimpan ada kesamaan dengan bom yang di Bandung beberapa waktu lalu," kata Setyo di Markas Besar Kepolisian, Jakarta, Kamis 25 Mei 2017.
Dalam dua serangan bom tersebut, panci digunakan sebagai wadah untuk menyatukan bahan-bahan material bom rakitan. Selain itu, bukti-bukti memperkuat dengan adanya temuan lempengan alumunium, serpihan ransel, paku, dan gotri
Meski begitu, ia belum bisa menyebutkan intensitas ledakan yang dihasilkan. Tim laboratorium forensik akan memeriksa kandungan bom terlebih dahulu. "Kalau low atau high, labfor yang bisa menyatakan itu karena identifikasinya dari serbuk residu itu yang akan diperiksa," kata dia.
Sebelum bom Kampung Melayu, insiden bom panci juga terjadi Bandung pada Senin, 27 Februari 2017, di Lapangan Pandawa, Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung. Pelaku Yayat Cahdiyat datang dan menaruh panci di ujung lapangan SD Kresna Pandawa. Setelah ledakan itu, Yayat berlari ke dalam kantor Kelurahan Arjuna.
Berdasarkan catatan polisi, Yayat adalah murid Aman Abdurrahman, pemimpin Tauhid Wal Jihad dan Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Kelompok ini berafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Kepala Bagian Kemitraan Humas Mabes Polri Komisaris Besar Awi Setiyono menilai bom rakitan untuk serangan Kampung Melayu lebih sempurna. "Ini termasuk yang lebih sempurna dari kemarin (Bom Bandung) yang tidak jadi meledak," kata Awi.
Setyo belum memastikan jaringan teror kedua terduga pelaku bom bunuh diri di Kampung Melayu. Namun, ia mengemukakan kemungkinan keduanya berafiliasi dengan ISIS. "Ada kemungkinan mengarah ke ISIS. Untuk kelompok apa nanti kami sampaikan," katanya.(*)
Editor :Tim Sigapnews