Cara Menjaga Kesehatan Reproduksi pada Masa Pubertas, Jangan Diabaikan!

Kesehatan secara keseluruhan adalah hal tak ternilai, termasuk kesehatan reproduksi yang sering kali terabaikan. Saat menjelang masa pubertas, fisik tiap individu mengalami perubahan dan sistem reproduksi pun berkembang. Pada wanita, masa pubertas ditandai dengan menstruasi. Lalu, bagaimana cara menjaga kesehatan reproduksi pada masa pubertas?
Sebelum mengetahui cara menjaga kesehatan reproduksi, yuk kenali dulu apa itu pubertas, menstruasi, hingga kalendar datang bulan. Baca selengkapnya di sini.
Apa itu pubertas?
Pubertas adalah kondisi saat secara fisik mulai beranjak dewasa bermula di usia 10-19 tahun. Ini terjadi saat kelenjar seukuran kacang di dekat otak atau dikenal juga kelenjar pituitari memberi sinyal pada tubuh untuk melepaskan hormon. Ini adalah tanda remaja yang sehat.
Perubahan ciri fisik dan biologis pada remaja perempuan
Baik perempuan maupun laki-laki saat masa pubertas akan mengalami perubahan emosional, fisik, dan biologis. Kondisi ini akan dipengaruhi hormon. Hormon merangsang pertumbuhan dan perkembangan organ reproduksi serta perubahan lain di seluruh tubuh yang menjadi tanda masa pubertas.
Namun, secara khusus apa saja perubahan yang menandai pubertas khususnya pada remaja perempuan?
1. Perubahan emosional dan sosial pada remaja perempuan biasanya ditandai dengan:
2. Perubahan suasana hati yang tidak menentu
3. Perubahan pola pikir dan dapat membuat keputusan sendiri
4. Mengenal dan membutuhkan lebih banyak privasi
Sedangkan, perubahan fisik dan biologis yang terjadi pada remaja perempuan dapat ditandai dengan:
1. Tumbuhnya payudara dan rambut-rambut di daerah kewanitaan
2, Pinggul lebih lebar
3. Kulit wajah mulai berminyak dan muncul jerawat
4. Mengalami datang bulan atau disebut menstruasi
Pengertian menstruasi
Menstruasi adalah bagian alami dari siklus reproduksi wanita. Saat menstruasi sel telur terlepas, bergerak ke dalam rahim melalui saluran tuba. Jaringan dan darah akan melapisi dinding rahim untuk pembuahan.
Nah, karena tidak dibuahi, lapisan rahim yang menebal akan lepas dan meluruh dalam bentuk darah dan dikeluarkan melalui vagina yang kita sebut dengan menstruasi. Pada saat inilah memerlukan pembalut.
Remaja perempuan dan wanita usia reproduktif akan mengalami menstruasi setiap bulan selama 2-7 hari. Menstruasi akan berlanjut sampai wanita mencapai masa menopause (berakhirnya menstruasi) di usia antara 40-55 tahun.
Siklus menstruasi pada umumnya sekitar 28 hari atau bisa saja bervariasi antara 21-35 hari. Namun, selama satu atau dua tahun pertama setelah menstruasi dimulai, siklus bisa saja tidak teratur. Kalau ingin mengetahui siklus menstruasi, mulailah menggunakan kalender datang bulan.
Kalender datang bulan, memantau menstruasi pertama
Manfaat kalender datang bulan adalah untuk mengetahui dan memantau siklus menstruasi. Caranya mudah, cukup menandai hari pertama menstruasi bermulai sampai hari berikutnya pada kalender. Tandai dengan “x” atau “o”, dan hitung tanda pertama sebagai “hari pertama” dari siklus menstruasi.
Jika melakukannya setiap bulan, maka akan diketahui dan diperkirakan kapan menstruasi berikutnya dimulai. Namun, bisa saja siklus menstruasi tidak sesuai dengan kalender. Ada banyak faktor yang memengaruhi, seperti kelelahan, stres atau banyak pikiran, kurang asupan makanan bergizi.
Premenstrual symptoms (PMS) sebelum masa menstruasi
Premenstrual syndrome (PMS) terjadi sebelum menstruasi. Gejala setiap orang berbeda dan dapat berubah. Namun, secara umum gejala PMS meliputi:
1. Nyeri saat haid
2. Kram perut
3. Nafsu makan meningkat
4. Perut kembung
5. Mual
6. Merasa lelah
7. Pingsan
8. Sakit kepala
9. Sakit punggung
10. Merasa tidak nyaman
Gejala lain seperti perubahan psikologis dan emosional juga bisa terjadi. Remaja perempuan biasanya menjadi lebih sensitif, seperti mmudah marah atau sedih menjelang menstruasi atau saat menstruasi.
Tentang PT Yoona Digital Indonesia
Read more info "Cara Menjaga Kesehatan Reproduksi pada Masa Pubertas, Jangan Diabaikan!" on the next page :