MUI Dukung Maklumat Daerah Istimewa Riau di Balai Adat LAMR

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Riau turut ambil bagian dalam Badan Pekerja Perwujudan Daerah Istimewa Riau (BPP DIR).
PEKANBARU - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Riau turut ambil bagian dalam Badan Pekerja Perwujudan Daerah Istimewa Riau (BPP DIR) yang dibentuk oleh Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR).
Keterlibatan ini ditandai dengan keikutsertaan dalam pembacaan Maklumat Daerah Istimewa Riau (DIR) yang berlangsung di halaman Balai Adat LAMR Provinsi Riau, Selasa (20/5/2025).
Dalam kegiatan ini, MUI Riau diwakili oleh Ketua Harian, Datuk Drs. H. Aprizal DS, menggantikan Ketua Umum MUI Riau, Prof. Dr. H. Ilyas Husti, MA. Acara yang berlangsung khidmat ini juga dihadiri oleh Asisten I Sekretariat Daerah Provinsi (Setdaprov) Riau, Zulkifli Syukur, mewakili Gubernur Riau.
Ketua Umum MUI Riau, Prof. KH. Ilyas Husti, MA mengatakan Status Daerah Istimewa Riau sejalan dengan visi MUI dalam menjaga dan mengembangkan budaya serta nilai-nilai keislaman yang telah mengakar kuat di Bumi Lancang Kuning.
“MUI Riau memandang bahwa Daerah Istimewa Riau bukan hanya simbol kebudayaan Melayu, tapi juga sarana untuk memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan masyarakat Riau melalui sistem pemerintahan yang berbasis kearifan lokal dan syariat Islam,” ujarnya.
Hadir pula Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAMR, Datuk Seri H. Raja Marjohan Yusuf, unsur Forkopimda, para junjungan adat, para sultan, tokoh masyarakat, serta sekitar 300 undangan lainnya.
Mengusung semangat Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Tuan Azmi Bukhari, dilanjutkan menyanyikan lagu Indonesia Raya, pembacaan syair "Riau Istimewa" oleh puan Siska Amiza, serta penegakan payung panji adat dan 12 panji kabupaten/kota se-Riau.
Puncak acara ditandai dengan pembacaan Maklumat Daerah Istimewa Riau oleh Ketua BPP DIR, yang juga Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian LAMR, Datuk Seri H. Taufik Ikram Jamil.
Dalam maklumat tersebut dinyatakan bahwa Provinsi Riau menyatakan kesiapan untuk menjadi Daerah Istimewa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dengan merujuk pada kekayaan sejarah, budaya, dan kontribusi besar Riau terhadap bangsa Indonesia.
Maklumat tersebut menegaskan bahwa perjuangan menjadikan Riau sebagai daerah istimewa adalah bagian dari ikhtiar suci untuk menyiapkan masa depan generasi penerus yang lebih baik. “Adat sekampung tolong menolong, adat senegeri beri memberi, adat sebangsa rasa merasa merawat tuah, menjaga marwah, tak Melayu hilang di bumi,” bunyi salah satu penggalan maklumat tersebut.
Berbagai tokoh dari organisasi masyarakat turut memberikan pernyataan dukungan terhadap perwujudan Daerah Istimewa Riau. Di antaranya budayawan Datuk Seri Syaukani Al Karim, perwakilan FPK Tuan H. Auni M Noor, dari FKUB Tuan KH. Abdurahman Qoharuddin, dari DMDI Tuan Fakhrunas MA Jabbar, dari FKPMR Tuan Dr. drh. H. Chaidir, serta perwakilan dari MUI Riau.
Sebagai bagian dari prosesi adat, acara ditutup dengan ritual tepung tawar terhadap Lambang DPP DIR, dipimpin oleh para tokoh adat, termasuk Asisten I Setdaprov Riau Zulkifli Syukur, Datuk Besar Ralius mewakili Raja Gunung Sahilan, Batin Sakai M. Agar, Tongkat Batin Tenayan Rudi, serta ulama Mukhtar Samad.
Maklumat ini turut ditandatangani oleh 11 organisasi besar di Riau, termasuk LAMR, MUI Riau, FKPMR, FPK, FKUB, DMDI, MDI, Ittihadul Muballighin, IKMI, ICMI, dan Muslimat NU, serta sejumlah simpul masyarakat lainnya.
Editor :Tim Sigapnews