Makhluk-makhluk Alien di Habitat Sepak Bola

Romelu Lukaku. Foto: dok/internazionale
Kedua, performa yang betul-betul eksepsional untuk masuk ke orbit “alien” belum dicapai oleh mereka, yang sudah antre di lapis kemampuan seurat di bawah Messi dan Ronaldo. Lapisan itu baru membentuk barisan pemain “luar biasa”.
* * *
PARAMETER yang melejitkan manusia-manusia langka itu ke orbit “alien” memang tidak mudah. Syarat eksepsionalitas dari bakat dan karunia tak sembarang pemain memilikinya. Dari realitas pendekatan ini, boleh jadi kita masih harus menunggu pematangan mutiara-mutiara Dario Sarmiento, Thiago Almeda, Reinier, Ansu Fati, Erling Haaland, atau Phil Foden.
Eksepsionalitas yang tersaji di liga-liga dunia saat ini, belum mengapungkan “mahakarya performa” yang akan abadi dikenang. Aksi-aksi Jack Grealish, Calvert-Lewin, dan Mason Mount memang sudah menjadi sihir baru di Liga Primer. Sepak terjang Haaland sudah membuat heboh Bundesliga, sama dengan produktivitas dan pengaruh yang kini dicapai oleh Romelu Lukaku di Serie A, termasuk peran penting Kessie untuk orkestrasi AC Milan. Tetapi cukupkah reputasi itu menjadi parameter untuk meraih trofi pemain terbaik sejagat?
Acungan jempol Zaccheroni untuk Lukaku dan Kessie tentu bukan sembarang pujian untuk mempromosikan calon peraih trofi Ballon d’Or 2021. Ada alasan-alasan argumentatif yang mengusik tanggung jawab seorang pelatih, seperti ketika Calhanoglu mati-matian dipertahankan oleh AC Milan. Barang tentu pula tak sembarang skill dan pengaruh yang melekat pada para pemain yang (walaupun) tidak pernah berjajar di orbit “alien”, bahkan dalam kelompok “luar biasa” itu.
Read more info "Makhluk-makhluk Alien di Habitat Sepak Bola" on the next page :
Editor :Tim Sigapnews
Source : suara baru.id