SEKJEN AJI INDONESIA
AI Bukan Ancaman Tapi Mitra Jurnalis Dalam Menulis Berita

Anggun Alifah, Moderator dalam Diskusi Peran AI Dalam Jurnalisme, Menghadirkan Narasumber Nasional Bayu Wardhana Sekjen AJI dan M. Badri Wadek FDK UIN Suska.
Pekanbaru, sigapnews.co.id. – Asosiasi Jurnalis Independen (AJI) Pekanbaru menggelar diskusi bertema “Peran AI dalam Jurnalisme” di Gedung Riau Creative Hub (RCH), Jalan Arifin Ahmad, Pekanbaru, Sabtu (4/10/2025).
Kegiatan ini menghadirkan Sekjen AJI Indonesia Bayu Wardhana sebagai narasumber utama, didampingi M. Badri, Wakil Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Suska Riau. Diskusi dipandu oleh Anggun Alifah, anggota AJI Pekanbaru.
Kegiatan yang diikuti sebanyak 45 peserta ini terdiri dari wartawan, mahasiswa, dan masyarakat umum yang antusias mengikuti jalannya diskusi. Tema kecerdasan buatan (AI) menjadi topik menarik di tengah pesatnya perkembangan teknologi yang turut mempengaruhi dunia jurnalisme.Dalam pemaparannya, Bayu Wardhana menegaskan bahwa kemunculan kecerdasan buatan bukanlah ancaman bagi profesi jurnalis, melainkan peluang besar untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas kerja. “Walaupun ada AI, sentuhan manusia dalam membuat berita sangat diperlukan. AI bukan menjadi ancaman, bahkan bisa membantu jurnalisme dalam membuat berita,” ujarnya.
Bayu menambahkan, AI dapat menjadi mitra bagi jurnalis dalam proses pengumpulan data, analisis informasi, hingga penyajian berita yang lebih cepat dan akurat. Namun, ia mengingatkan bahwa esensi jurnalisme tetap bergantung pada kemampuan manusia dalam berpikir kritis, menggali kebenaran, dan menjaga etika profesi. “Teknologi hanya alat, tetapi nurani dan integritas tetap milik manusia,” tambahnya dalam keterangan tidak langsung.
Sementara itu, M. Badri menilai kehadiran AI memang akan mengubah banyak aspek pekerjaan manusia, namun tidak bisa menggantikan peran jurnalis lapangan. “Dengan adanya AI memang akan banyak mengganti pekerjaan yang dilakukan oleh manusia di dalam ruangan, tetapi tidak bisa mengganti pekerja lapangan,” ujarnya.
Salah seorang peserta, Satria, menyampaikan kegelisahan tentang masa depan media. “Media sampai berapa lama bisa mempertahankan jurnalisme profesional dan berkualitas, sangat tergantung pada kebijakan pemerintah negara kita,” katanya.
Diskusi ini menjadi momentum reflektif bagi para peserta bahwa di era digital, AI seharusnya menjadi alat bantu untuk memperkuat jurnalisme, bukan menggantikannya. Sentuhan manusia tetap menjadi inti dari setiap karya jurnalistik yang bermakna dan bertanggung jawab.
Editor :Rahman