Heboh, Masyarakat Temukan Belatung Didalam Kalengan Sarden Bantuan Sembako Dari Pemda Meranti
MERANTI - SIGAPNEWS.CO.ID, Heboh baru-baru ini Masyarakat Kepulauan Meranti dikejutkan viralnya Video penemuan Ulat Belatung didalam ikan kalengan yang merupakan salah satu item bantuan sembako dari Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti bagi warga yang terdampak Covid-19.
Video yang diketahui berasal dari salah satu warga Desa Lukun, kecamatan Tebingtinggi timur, Kepulauan Meranti itu memperlihatkan adanya ulat belatung hidup didalam daging ikan kalengan tersebut.
Adapun ikan kalengan Makarel Saus Tomat tersebut diketahui bermerek
POH SUNG merupakan produk luar negeri yang dikemas oleh PT Sumber Karya Sejati, Kota Batam, Kepulauan Riau dengan nomor izin edar ML 543929001006.
Yang lebih mengagetkan lagi, Dari informasi laman resmi, ikan kalengan merek POH SUNG tersebut merupakan salah satu dari 27 produk ikan makarel kaleng yang direkomendasikan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang sudah ditarik dari pasaran karena mengandung parasit.
Lukman, Kepala Desa Lukun saat dikonfirmasi Sigapnews.co.id Melalui pesan Whatsup membenarkan adanya penemuan ulat belatung didalam ikan kalengan yang merupakan bantuan dari Pemkab Kepulauan Meranti.
"Iya betul, ada dua KK yang melaporkan sardinnya ada cacing, yang lain belum ada dan malah bagus. Mungkin kalengnya bocor, namun kita sudah suruh masyarakat semua mengeceknya. Dari 34 KK yang dibagikan cuma 2 KK saja yang bercacing, kemungkinan bocor halus," kata Lukman.
Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos P3KB) Kepulauan Meranti Agusyanto Bakar sebagai leading sektor dan koordinator pembagian Sembako yang dikonfirmasi mengenai hal ini mengatakan hal yang sama dan mengakui jika ada beberapa kaleng yang bocor sehingga menyebabkan adanya Belatung.
"Itu mungkin ada beberapa kaleng yang bocor, jadi makanya ada Belatung," kata Agusyanto, Kamis (28/5/2020) siang.
Ketika ditanyakan terkait tidak adanya izin edar terhadap barang tersebut, Agusyanto mengakui jika pihaknya lalai.
"Ini terjadi kesilapan, tapi nanti akan kita tarik semua barangnya," ujarnya singkat.
Sementara itu Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) Kepulauan Meranti, Mulyono M Ikom mengatakan jika hal ini merupakan sebuah kesengajaan yang dilakukan pemerintah daerah.
"Ini bukan keteledoran tapi sengaja. Ini meracuni masyarakat namanya, sebaiknya jika barang yang sudah tidak ada izin edar jangan dimasukkan lagi, apalagi ditengah Covid-19 ini masyarakat butuh makanan yang sehat. Apalagi ini program pemerintah, bisa-bisa hilang kepercayaan masyarakat dan kepada oknum pengusaha yang sudah diberikan kepercayaan menjadi distributor sebaiknya bekerja dengan baik," kata Mulyono.
Sementara itu, kepala Koperasi Cahaya Indo Nusa selaku distributor, Joko mengatakan bahwa pihaknya tidak mengetahui bahwa ikan kalengan tersebut tidak perbolehkan beredar dan dia juga mengatakan akan bertanggung jawab dan berkomunikasi dengan dinas untuk menarik sampel ikan tersebut.
Dia menjelaskan, pada awalnya pihak koperasi mendistribusikan 6000 paket dengan ikan kaleng bermerek J&Y namun karena ada permintaan tambahan 400 paket, pihaknya kewalahan untuk sardin merek tersebut karena stoknya terbatas, sehingga pihaknya membeli ikan kalengan dari salah satu gudang dijalan rintis dengan merk PHO SUNG untuk memenuhi permintaan tersebut.
"Kami tidak tahu jika merek ikan kalengan tersebut dilarang beredar dan kami akan menarik sampelnya. Selain itu merek tersebut tidak tersedia dalam jumlah banyak, dan untuk keseluruhannya apakah ditarik, itu dinas teknisnya," jawabnya.
Lebih lanjut dijelaskan, dari PPTK menetapkan harga untuk satu kaleng sardin, Rp 24 ribu disinggung mengenai harga ikan kaleng merek PHO SUNG dia mengaku dengan harga Rp 18 ribu.
"Kita tidak munafiklah mencari untung disini," katanya singkat.
Dikatakan pihaknya mengambil keuntungan setiap paketnya Rp 33 ribu dari total 6.400 paket yang disalurkan untuk masyarakat.
"Kalau ditotalkan secara keseluruhan kami cuma dapat keuntungan Rp 44 juta setiap tahapnya dengan keuntungan per paket Rp 33 ribu. Adapun total yang kami kelola itu hanya Rp 11, 4 miliar dari Rp 15 miliar, karena disitu juga ada biaya distribusi dan transportasi," pungkasnya.
Untuk diketahui, bantuan berbentuk natura (sembako) seharga Rp 600 ribu yang disiapkan untuk menghadapi
tekanan ekonomi masyarakat akibat wabah Covid-19 itu terdiri dari dari 28 kg beras, 1 papan telur, 3 kg gula dan 2 liter minyak goreng, 1 kotak mie instan dan 1 kaleng ikan sarden.
**Red/Rio/rls
Editor :Tim Sigapnews