Ibu-Ibu PKK Malang Diajari Bikin Biopori, Hasilnya Mengejutkan!

Ibu PKK dapat menjadi agen perubahan di lingkungannya dengan membuat biopori.
Malang – Departemen Project dari International Association of Students in Agricultural and Related Sciences Local Committee Universitas Brawijaya (IAAS LC UB) mengadakan program Green Movement untuk meningkatkan kesadaran lingkungan di tingkat rumah tangga.
Tahun ini, mereka menyasar ibu-ibu PKK Desa Pandansari, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang dengan mengadakan pelatihan pembuatan biopori pada Minggu (10/11/2024). Sebanyak 31 peserta mengikuti kegiatan ini dengan penuh antusias.
Biopori adalah lubang resapan yang berfungsi meningkatkan daya serap air pada tanah serta mengolah sampah organik menjadi kompos alami. Dalam sosialisasi ini, peserta mendapatkan pemahaman tentang pentingnya biopori bagi lingkungan sekaligus manfaat jangka panjangnya dalam menjaga kesuburan tanah.
Ketua IAAS LC UB, Muhammad Farhan Ghazy, menjelaskan bahwa biopori bukan sekadar lubang di tanah, tetapi juga solusi cerdas untuk mengatasi masalah banjir dan limbah rumah tangga.
“Kami berharap dengan adanya sosialisasi ini, para ibu PKK dapat menjadi agen perubahan di lingkungannya. Dengan membuat biopori, kita tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga meningkatkan produktivitas pertanian di Dusun Sukosari, Desa Pandansari,” ujarnya.
Setelah sesi teori, para peserta diajak langsung mempraktikkan pembuatan biopori dengan alat sederhana seperti botol plastik, galon, gunting, dan solder. Botol plastik dan galon dipotong setengah, kemudian bagian bawahnya dilubangi agar air dan sampah organik dapat terserap ke dalam tanah. Tanah dalam galon ditanami bibit, sementara sampah organik dimasukkan ke dalam botol plastik untuk diolah menjadi pupuk kompos.
Hasilnya mengejutkan, dalam waktu singkat peserta mampu membuat biopori sendiri dengan bahan yang mudah ditemukan di sekitar rumah. Para ibu PKK mengaku mendapatkan wawasan baru yang sangat bermanfaat bagi lingkungan.
“Saya tidak menyangka biopori bisa dibuat semudah ini dan manfaatnya luar biasa. Saya akan coba terapkan di rumah dan mengajak tetangga untuk ikut membuat,” kata salah satu peserta, Siti Rahayu.
Kegiatan ini diharapkan dapat menginspirasi masyarakat Dusun Sukosari untuk menerapkan teknologi biopori secara luas. Dengan semakin banyaknya rumah tangga yang mengadopsi teknik ini, Desa Pandansari dapat menjadi contoh desa ramah lingkungan yang mengedepankan solusi alami dalam mengatasi permasalahan tanah dan limbah organik
Editor :Tim Sigapnews