Macet Parah di Ketapang, Pemkab Banyuwangi Turun Tangan Bantu Sopir dan Atur Lalu Lintas

Pemkab membagikan makan untuk para sopir yang harus mengantre lama di Pelabuhan Ketapang
SIGAPNEWS.CO.ID | BANYUWANGI – Kemacetan panjang kembali terjadi di jalur menuju Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, dalam beberapa hari terakhir. Pantauan di lapangan menunjukkan antrean truk dan kendaraan pribadi mengular hingga beberapa kilometer. Cuaca buruk dan pengurangan jumlah kapal penyeberangan disebut menjadi biang keladi utama.
Di tengah keluhan para sopir yang terpaksa bermalam di dalam kendaraan, Pemkab Banyuwangi bersama Polresta, TNI, dan sejumlah instansi lintas sektor bergerak cepat. Empat posko gabungan didirikan di titik-titik strategis untuk mengatur lalu lintas dan membantu kelancaran arus kendaraan menuju pelabuhan.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, yang turun langsung meninjau kondisi di sekitar pelabuhan, menegaskan bahwa meski pemerintah daerah tak memiliki kewenangan langsung atas pengelolaan pelabuhan, pihaknya tetap mengambil langkah tanggap demi kenyamanan warga dan pengguna jasa penyeberangan.
"Kami tak tinggal diam. Meski kewenangan bukan di tangan kami, tapi Pemkab menurunkan personel Dishub, Satpol PP, Dinas Sosial, hingga BPBD untuk membantu mengatur lalu lintas dan memberi bantuan logistik," ujar Ipuk saat diwawancarai di lokasi, Senin (4/8/2025).
Salah satu bentuk bantuan nyata yang diberikan Pemkab adalah pembagian makanan gratis bagi para sopir truk yang sudah berjam-jam hingga berhari-hari terjebak antrean. Pada hari Senin saja, sebanyak 500 nasi bungkus dibagikan kepada para sopir di area kantong parkir dermaga Bulusan.
Seorang sopir truk asal Bali, Putu, mengaku sangat terbantu. “Saya sudah dua hari di sini, warung jauh, makan susah. Tadi dapat nasi bungkus, terima kasih sekali. Lumayan bisa hemat,” ujarnya sambil tersenyum.
Kemacetan yang terjadi disebut berawal dari perbaikan kapal jenis eks LCT yang menyebabkan armada berkurang. Meski kini jumlah kapal telah ditambah menjadi sembilan unit, cuaca buruk membuat pelabuhan menerapkan sistem buka tutup, yang berdampak pada kelancaran operasional.
Dampaknya tak hanya dirasakan para sopir. Sektor pariwisata juga terkena imbas. Ipuk mengungkapkan, sejumlah tamu penting dan wisatawan mengeluhkan keterlambatan kedatangan mereka akibat kemacetan di jalur pelabuhan.
"Kami terus menjalin komunikasi dari hulu ke hilir, dengan semua pihak terkait, agar masalah ini cepat selesai. Kami juga apresiasi Forkopimda, TNI, dan Polri atas kerja kerasnya di lapangan,” pungkas Ipuk.
Untuk sementara, pembagian makanan akan terus dilakukan dalam empat hingga lima hari ke depan, sambil memantau perkembangan di lapangan. Warga Banyuwangi dan para pengguna jasa pelabuhan pun berharap, kemacetan ini bisa segera terurai dan aktivitas kembali normal.
Editor :Tim Sigapnews