27.780 Pelajar Banyuwangi Rawat 65 Sungai Lewat Sekardadu

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, program Sekolah Rawat Daerah Aliran Sungai (Sekardadu) melibatkan 27.780 pelajar SD hingga SMA dalam merawat 65 sungai sepanjang 100.300 meter di wilayahnya.
Banyuwangi - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menggelar program Sekolah Rawat Daerah Aliran Sungai (Sekardadu) sebagai gerakan masif pelestarian lingkungan berbasis pendidikan.
Dipimpin langsung oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, program ini melibatkan 27.780 pelajar SD hingga SMA dalam merawat 65 sungai sepanjang 100.300 meter di wilayahnya.
Program Sekardadu menjadi bukti komitmen Banyuwangi dalam menjaga kebersihan lingkungan, khususnya sungai sebagai sumber kehidupan dan penopang ekosistem.
Ribuan siswa dari 170 sekolah aktif membersihkan aliran sungai di sekitar sekolah dan melakukan edukasi kepada warga agar tidak mencemari lingkungan air.
“Sungai yang bersih akan memberikan manfaat bagi kesehatan manusia, lingkungan, dan perekonomian. Sebaliknya, sungai yang tercemar dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, merusak ekosistem, dan mengganggu aktivitas manusia,” tegas Bupati Ipuk Fiestiandani saat meninjau kegiatan Sekardadu, Minggu (22/6/2025).
Program yang sudah berjalan sejak beberapa tahun terakhir ini dirancang bukan sekadar aksi bersih-bersih, melainkan sebagai gerakan pendidikan karakter lingkungan sejak dini. Para pelajar dilatih tidak hanya untuk merawat, tetapi juga memahami pentingnya sungai bagi masa depan daerah.
“Pelibatan pelajar dan mahasiswa di program ini juga menjadi bagian dari pendidikan karakter. Kami ingin membentuk generasi yang peduli lingkungan sejak dini,” jelas Ipuk.
Program Sekardadu juga didukung dengan sistem pelaporan digital. Setiap sekolah peserta wajib mencatat dan melaporkan kegiatan perawatan sungai melalui aplikasi Sekardadu. Data ini menjadi basis pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program di lapangan.
“Nantinya sekolah yang terlibat akan melaporkan aktivitas mereka lewat aplikasi Sekardadu. Jadi akan terpantau keaktifan pelaksanaan program dan sungai mana saja yang telah diintervensi,” terang Ipuk.
Riza Al Fahrobi, Sekretaris Dinas Pengairan Banyuwangi, menyampaikan bahwa keterlibatan ribuan pelajar ini adalah bentuk kolaborasi nyata antara pendidikan dan konservasi lingkungan.
“Tahun ini, kami libatkan 170 sekolah dari tingkat SD hingga perguruan tinggi. Mereka bertugas melakukan kegiatan preventif, kuratif, rehabilitatif, dan promotif terhadap sungai dan saluran air,” ujar Riza.
Program Sekardadu tidak hanya membersihkan sungai, tetapi juga menanamkan semangat kolektif dalam menjaga bumi. Sebagai daerah yang bertumpu pada pariwisata dan pertanian, Banyuwangi memahami pentingnya sungai yang sehat dan berkelanjutan.
Dengan gerakan ini, Banyuwangi menegaskan diri sebagai kabupaten pelopor perlindungan sungai berbasis pelajar, sekaligus membangun kesadaran lingkungan dari akar pendidikan.
Editor :Tim Sigapnews