Ambulans Tak Ada, Piket Kosong! Desa Cijengkol Disorot Warga

Pelayanan Pemerintah Desa Cijengkol, Kecamatan Serangpanjang, Kabupaten Subang, dipertanyakan publik setelah kecelakaan lalu lintas di depan kantor desa
SUBANG - Pelayanan Pemerintah Desa Cijengkol, Kecamatan Serangpanjang, Kabupaten Subang, dipertanyakan publik setelah kecelakaan lalu lintas di depan kantor desa pada Sabtu malam, 27 April 2025 pukul 19.14 WIB, tak mendapat respons cepat dari pihak desa.
Insiden kecelakaan tragis yang menimpa GG (26), warga Desa Cijengkol, membuka tabir lemahnya sistem pelayanan darurat di desa tersebut. Awak media Sigapnews.co.id dan MitraAspirasi.com yang melakukan penelusuran menemukan fakta mengejutkan: tidak ada ambulans atau mobil siaga desa, bahkan petugas piket pun absen saat kejadian.
Keluhan ini disampaikan langsung oleh warga dan anggota Karang Taruna Desa Cijengkol saat awak media melayat ke rumah duka pada Senin, 28 April 2025.
Mereka mempertanyakan keberadaan fasilitas ambulans dan sistem piket desa yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam situasi darurat.
"Kami tidak tahu harus menghubungi siapa. Saat kejadian, kantor desa gelap dan tidak ada satu pun petugas. Ini sangat mengecewakan," ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Tim media menghubungi Kepala Desa Cijengkol untuk klarifikasi. Melalui pesan WhatsApp, sang lurah mengaku sedang menghadiri kegiatan bersama Gubernur di Bandung dan menyarankan untuk menemui Sekretaris Desa (Sekdes).
Namun, jawaban Sekdes di kantor desa dinilai tidak meyakinkan. Ia menyebut keberadaan ambulans atau mobil siaga "mungkin ada", tapi tak tahu pasti lokasinya. Mengenai sistem piket, Sekdes mengaku baru menyusun jadwal.
"Sistem piket sedang kami siapkan, mungkin belum maksimal. Untuk kendaraan siaga, nanti kami pastikan kembali," katanya singkat.
Investigasi lanjutan tim media ke Puskesmas Serangpanjang mengungkap bahwa ambulans hanya bisa digunakan atas permintaan resmi dari pihak desa. Tragisnya, petugas Puskesmas bahkan baru mengetahui insiden setelah korban dibawa oleh ambulans dari Puskesmas Sagala Herang.
Kondisi ini menunjukkan minimnya koordinasi antara desa dan layanan kesehatan yang berdampak langsung pada keselamatan warga.
Minimnya kesiapsiagaan dan lemahnya komunikasi antara pemerintah desa dan fasilitas kesehatan membuat warga Desa Cijengkol merasa tak terlindungi. Peristiwa ini menjadi peringatan keras bahwa pelayanan darurat bukan sekadar formalitas, tapi kebutuhan nyata yang harus dipenuhi dengan serius dan sistematis.
Editor :Tim Sigapnews