Tingkatkan Literasi Daiyah, Dosen UIR Beri Penyuluhan ASWAJA di Dumai

Dosen Fakultas Agama Islam UIR Dr. Hj. Daharmi Astuti, Lc, M.Ag bersama daiyah, organisasi wanita Islam, serta majelis taklim di Kota Dumai dalam rangka penyuluhan peningkatan kompetensi dan literasi.
DUMAI – Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Islam Riau (UIR) menggelar penyuluhan peningkatan kompetensi dan literasi bagi daiyah, organisasi wanita Islam, serta majelis taklim di Kota Dumai.
Acara ini berlangsung di SMP Al-Izzah Dumai, Kamis (27/2/2025), menghadirkan narasumber utama Dr. Hj. Daharmi Astuti, Lc, M.Ag, yang membahas pentingnya pemahaman Ahlussunnah Waljamaah (ASWAJA) dalam menghadapi aliran sempalan.
Ketua MUI Kota Dumai, Drs. H. Zakaria, M.Pd.I, turut hadir dan mendukung kegiatan ini bersama Ketua Komisi Pemberdayaan Perempuan Remaja dan Keluarga (PPRK) MUI Kota Dumai, Hj. Hotmaida Nasution, S.Ag, M.Pd.I. Lebih dari 50 peserta yang terdiri dari daiyah, guru, penyuluh agama, serta aktivis organisasi wanita Islam seperti Muslimat NU, BKMT, Salima, dan Majelis Taklim Kota Dumai ikut serta dalam acara ini.
Dr. Daharmi Astuti menekankan bahwa pemahaman yang kuat terhadap ASWAJA sangat diperlukan untuk menjaga persatuan umat Islam di tengah maraknya perbedaan pemahaman keagamaan.
“Kurangnya literasi tentang sejarah dan konsep Ahlussunnah Waljamaah sering kali menjadi pemicu munculnya aliran-aliran sempalan yang dapat menyesatkan umat,” ujarnya.
Ketua MUI Dumai, Drs. H. Zakaria, M.Pd.I, menambahkan bahwa penyuluhan ini merupakan langkah nyata dalam memberikan edukasi kepada masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh pemikiran yang bertentangan dengan ASWAJA.
Dalam sesi diskusi, peserta diajak memahami ciri-ciri aliran sempalan dan bagaimana cara menanggulanginya.
Peserta juga dibekali wawasan dalam menghadapi perbedaan pendapat di tengah masyarakat agar tidak terjadi benturan yang dapat merusak ukhuwah Islamiyah.
Menurut Hj. Hotmaida Nasution, penyuluhan ini memberikan pemahaman mendalam tentang ASWAJA dan solusi dalam menghadapi ikhtilaf.
“Kami berharap para daiyah dan majelis taklim bisa menjadi garda terdepan dalam membimbing masyarakat agar tetap berada dalam ajaran yang benar,” katanya.
Penyuluhan ini tidak hanya menjadi ajang edukasi, tetapi juga mempererat hubungan antara akademisi, MUI, dan komunitas Islam di Dumai.
Sekretaris MUI Dumai, Jimly, menyatakan bahwa program seperti ini harus berkelanjutan agar masyarakat semakin tercerahkan.
“Harapan kami, penyuluhan semacam ini bisa diperluas ke berbagai segmen masyarakat, termasuk generasi muda yang juga rentan terhadap pemahaman yang keliru,” ujarnya.
Kegiatan ini juga mendapat apresiasi dari Kementerian Agama Kota Dumai, yang diwakili oleh Kasi Pendis, Drs. H. Sarifuddin.
Ia menyatakan bahwa penguatan pemahaman ASWAJA sangat relevan dalam konteks perkembangan pesantren dan pendidikan Islam di Dumai.
Sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, penyuluhan ini menjadi bukti kontribusi akademisi dalam membangun wawasan keagamaan yang lebih kuat di masyarakat.
UIR bersama MUI dan Kemenag Kota Dumai berkomitmen untuk terus mengembangkan program serupa guna memperkuat pemahaman ASWAJA di seluruh lapisan masyarakat. Wallahu a’lam bisshawab.
Editor :Tim Sigapnews