Dahnil, Tokoh Batak Pembawa Janji Perbaikan Haji dari Presiden Prabowo Subianto

Dahnil Anzar Simanjuntak saat diskusi dengan beberapa tokoh.
Oleh: Ahmad Fuad Saleh (Aktivis Syarikat Islam)
SIGAPNEWS.CO.ID - Nama Dahnil Anzar Simanjuntak, tentu akrab di telinga publik. Sosoknya sering berseliweran di Sosmed, Televisi dan berita-berita media.
Sejak menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, anak muda satu ini pintqr memilih narasi, cerdik mengaduk emosi publik, cerdas meramu argumentasi. Dia paradoks dengan stigma orang batak yang kasar dan emosional, dia tampil tenang dan santun disemua kemunculannya. Hanya terkadang, nakal di sosial media melalui komen-komennya “melawan” netizen. Boros waktu untuk menjawab para haters. Di kalangan pergerakan Islam, Dahnil sukses menjadikan Pemuda Muhammadiyah sebagai organisasi bermartabat dan disegani pada saat itu.
Pantas, Prabowo Subianto memilih dia sebagai penjaga narasi, Jubir sejak Pilpres 2019 yang lalu. Dan, bagi saya dia sukses sebagai Jubir Prabowo, dia bagai antitesa Prabowo. Prabowo berapi-api, dan to the point, sedang Jubirnya, Si Dahnil ini, pintar mengolah dan memilah kata, ya sainganya Anies Baswedan lah. Tapi entah mengapa, dia tidak dipakai lagi oleh Prabowo ketika Prabowo Subianto terpilih sebagai Presiden di 2024. Mungkin, Prabowo bosan…hehe. Entalah.
Dia hanya sesekali tetap menjawab semua kritik publik ke Prabowo melalui media, selebihnya dia lebih banyak ngomong tentang Haji.
Saat ini, dia “hanya” dipercaya oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai Wakil Kepala Badan Haji Republik Indonesia. Yah, setingkat Wakil Menteri lah. Kenapa saya sebut “hanya”, bukan karena saya anggap remeh urusan Haji, justru urusan haji sangat besar dan penting bagi Indonesia. Salah urus haji bisa rusuh republik, bisa berdampak serius terhadap posisi politik Presiden.
Tapi, jadi wakil, seperti “mengotakkan” Dahnil, sehingga dia diam, duduk, karena ada Kepala Badan sebagai pimpinan utama, sehingga potensinya terkubur mati. Sehingga publik tak akan lagi mendengar narasi, derap langkah orang batak satu ini. Serius saya kira dulu dia batak kristen, namun ternyata dia Islam.
Eh ternyata anak muda satu ini, memang cerdik, meski wakil dia cerdik memamfaatkan posisinya untuk memaksimalkan tugas-tugasnya di Badan Haji. Dia muncul sebagai sosok pembawa reformasi dan perubahan tata kelola haji, membawa janji perbaikan dari Presiden Prabowo Subianto, seolah Prabowo mau bersih-bersih di tata kelola haji melalui tangan Dahnil. Dia teriak mau lawan Kartel Haji, teriak ketidakberesan dipengelolaan haji, semoga teriakan dia bukan omon-omon belaka.
Dan, beberapa hari ini dia bikin heboh lagi, dengan kebijakan Badan Haji yang akan merekruit ASN terbuka dari Lintas Agama. Awalnya, saya kaget, apa maksud anak ini, masa dia tak paham bahwa Haji adalah ibadah yang sangat eksklusif umat Islam, masa melibatkan lintas agama.
Pelan-pelan saya membaca arah statement Dahnil, yang dia maksud adalah ASN-ASN Badan Haji bisa beragama apa saja untuk urusan-urusan teknis yang bersifat muamalat, karena Badan Haji adalah Lembaga negara, maka tidak boleh ada eksklusifitas, karena dia dibiayai dari uang pajak seluruh rakyat Indonesia yang beragam agamanya bukan hanya umat Islam.
Sehingga, ASN-ASN yang mengurusi IT, Administrasi, dan urusan-urusan non syariat dan Ibadah bisa dilakukan oleh ASN-ASN yang non-muslim. Toh, di NTT, Papua, Bali dan beberapa derah lainnya, banyak ASN yang mengurus persiapan haji di daerah justru adalah ASN yang beragama non-muslim. Disini letak inklusifitas yang dimaksud Dahnil.
Namun, perlahan, saya melihat ada agenda tersembunyi strategis yang sedang dibawa Dahnil. Saya melihat dalam proses pembentukan Badan Haji Republik Indonesia ada anasir-anasir status quo yang tidak menginginkan lahirnya Badan ini, bahkan awalnya Presiden menginginkan ada kementerian haji dan umrah akhirnya dirubah menjadi Badan Haji setingkat kementerian, sepertinya Presiden khawatir ada tuduhan, masa ada kementerian yang hanya mengurus satu umat saja, dan kementerian ini pasti sangat eksklusif dan tertutup.
Dan akhirnya Dahnil bermanuver mendengungkan nilai-nilai kebangsaan, toleransi dan inklusifitas di Badan Haji, untuk melawan upaya-upaya “mematikan” cita-cita adanya Badan atau kementerian haji dan umrah yang sebenarnya sedang ditunggu-tunggu umat, sebagai hadiah negara untuk memberikan pelayanan terbaik bagi jamaah haji Indonesia.
Bagi saya, orang batak ini sedang membawa reformasi haji, dan akan mendapat perlawanan sengit dari kekuatan status quo plus kelompok Islam emosional yang gagal paham menangkap langkah idealistis dan strategis Dahnil. Bahkan, ada yang menyebutkan dia Kafir. Tapi, saya pernah dengar ceramah-ceramah Dahnil, dia bilang begini “KH Ahmad Dahlan dulu dituduh kafir disetiap terobosan dakwahnya”.
Editor :Tim Sigapnews