Dongeng Negeri Sampah: Ketika Kekuasaan Lebih Berkuasa dari Keadilan

Ade Hartati Rahmat, M., Pd. Tokoh Srikandi Riau
SIGAPNEWS.CO.ID | PEKANBARU – Di balik gegap gempita pelantikan seorang raja baru di sebuah negeri yang (konon) mengagungkan keadilan dan ketertiban, terselip sebuah kisah getir yang tak kalah dramatis dari cerita-cerita dalam buku dongeng. Kisah ini diceritakan oleh Ade Hartati Rahmat, seorang tokoh yang kerap menyuarakan nurani rakyat.
Pada suatu pagi, sang Panglima seorang jenderal yang disegani berjalan menyusuri jalanan utama kota. Sorot matanya tajam menyapu setiap sudut, lalu berhenti pada tumpukan sampah yang seperti menjadi penghuni tetap trotoar dan bahu jalan. Ia mengerutkan dahi. Bukan hanya karena bau yang menusuk, tapi karena pemandangan itu dianggap mencoreng wibawa istana yang baru saja berganti mahkota.
“Bersihkan semuanya!” perintahnya lantang. Suaranya menggema seperti petir yang membelah pagi. Sang Raja yang baru dinobatkan pun mendengar seruan itu. Ia segera memanggil seluruh menterinya dan dari atas singgasana, ia menyerukan satu titah: bersihkan kota, pulihkan wibawa istana!
Dimulailah aksi besar-besaran. Namun sayangnya, bukan para penguasa, bukan kontraktor, bukan pula pejabat yang diberi tanggung jawab yang disorot kamera. Yang justru diseret ke hadapan publik adalah rakyat kecil: para pemulung, tukang gerobak, dan pengangkut sampah di gang-gang sempit.
“Mereka pungli!” tuduh pejabat.
“Mereka perusak sistem!” pekik para menteri.
Padahal, rakyat hanya berusaha mencari rezeki dengan cara sederhana, menggantikan peran truk-truk sampah yang tak pernah datang. Tapi kisah telah diatur. Kamera telah merekam. Sang Raja berdiri gagah dengan senyum kemenangan. Dan rakyat, sebagian, bertepuk tangan tanpa tahu arah cerita sebenarnya.
Kisah ini bukan tentang kebersihan. Ini tentang kekuasaan. Ketika keinginan penguasa lebih besar dari rasa keadilan, maka hukum tak lagi menegakkan keadilan, melainkan menindas yang lemah.
Beginilah kisah "Negeri Sampah": ketika mahkota yang baru dipasang sudah ternoda oleh aroma kekuasaan. Dan rakyat? Masih terpukau oleh panggung sandiwara, tanpa sadar mereka juga bagian dari cerita kelam itu.
Penulis : Ade Hartati Rahmat
Tokoh Srikandi Riau
Editor :Tim Sigapnews