Advertorial
Pemkab Inhil Curigai Adanya Penimbunan Elpiji Tiga Kilogram

Pemkab Inhil curigai adanya penimbunan elpiji tiga kilogram. (Foto: Sigapnews/Def)
SIGAPNEWS.CO.ID | Tembilahan - Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau, mengungkapkan kelangkaan elpiji tiga kilogram di daerah tersebut diduga kuat akibat praktik kecurangan oleh oknum yang melakukan penimbunan di sejumlah titik.
"Berdasarkan informasi yang kita peroleh, ada penimbunan gas elpiji tiga kilogram ini pada titik-titik tertentu, dan tidak pula memiliki aturan yang jelas. Ini juga baru informasi dan kita belum tau pasti, namun kita baru lakukan sidak bersama Dinas Perdagangan dan penyidik PPNS terhadap pengawasan barang beredar. Terkait bagaimana hasilnya, ya kita tunggu saja nanti," kata Sekretaris Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Inhil, Ismed Ahyani di Tembilahan, Minggu.
Ia mengatakan, belum bisa memastikan apa yang menjadi penyebab utama dilakukan penimbunan apa dipengaruhi oleh minimnya produksi gas itu sendiri, atau ada hal lain yang mungkin menjadi penghambat pendistribusiannya.
"Mungkin juga ada hal lain yang menjadi penghambat peredaran barang tersebut. Misalnya, dalam hal transportasi seperti sekarang kan sering hujan. Kita tetap akan berupaya mencari tahu apa yang menjadi pokok permasalahan, jika sudah ketemu barulah kita carikan solusinya," ujarnya.
Terkait permasalahan ini, kata dia, pihaknya akan berupaya mencarikan jalan keluar. Sehingga kekurangan gas bersubsidi ini dapat kembali dipenuhi.
Lebih lanjut Ismed menyatakan, jika memang ditemukan adanya kecurangan, konsekuensinya tetap harus diberikan baik itu berupa teguran atau sanksi. Hal ini bertujuan agar kesalahan serupa tidak terulang lagi.
"Suatu pelanggaran tetap harus diberikan hukuman. Bisa saja sampai izinnya yang dicabut jika memang pelanggaran ditemukan di pertamina. Karena jelas ini sudah tidak sesuai dengan ketentuan awal," tegasnya.
Akibat minimnya ketersediaan gas 3 kg ini pula, mengakibatkan tingginya harga jual dipasaran. Terkadang lanjutnya, tidak sedikit pihak ketiga mencoba memanfaatkan kondisi dengan mengambil jasa sebagai perantara untuk mendapatkan gas tersebut, sehingga mengakibatkan peningkatan harga yang signifikan.
"Karena sudah langka, jasa-jasa illegal pun mulai bermunculan dan menawarkan diri agar masyarakat mendapatkan elpiji tersebut. Disinilah terkadang mereka memanfaatakan kondisi dengan menaruh harga semaunya," tutur Ismed.(*)
Liputan : Def
Editor : Brian
Kategori: Advertorial
"Berdasarkan informasi yang kita peroleh, ada penimbunan gas elpiji tiga kilogram ini pada titik-titik tertentu, dan tidak pula memiliki aturan yang jelas. Ini juga baru informasi dan kita belum tau pasti, namun kita baru lakukan sidak bersama Dinas Perdagangan dan penyidik PPNS terhadap pengawasan barang beredar. Terkait bagaimana hasilnya, ya kita tunggu saja nanti," kata Sekretaris Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Inhil, Ismed Ahyani di Tembilahan, Minggu.
Ia mengatakan, belum bisa memastikan apa yang menjadi penyebab utama dilakukan penimbunan apa dipengaruhi oleh minimnya produksi gas itu sendiri, atau ada hal lain yang mungkin menjadi penghambat pendistribusiannya.
"Mungkin juga ada hal lain yang menjadi penghambat peredaran barang tersebut. Misalnya, dalam hal transportasi seperti sekarang kan sering hujan. Kita tetap akan berupaya mencari tahu apa yang menjadi pokok permasalahan, jika sudah ketemu barulah kita carikan solusinya," ujarnya.
Terkait permasalahan ini, kata dia, pihaknya akan berupaya mencarikan jalan keluar. Sehingga kekurangan gas bersubsidi ini dapat kembali dipenuhi.
Lebih lanjut Ismed menyatakan, jika memang ditemukan adanya kecurangan, konsekuensinya tetap harus diberikan baik itu berupa teguran atau sanksi. Hal ini bertujuan agar kesalahan serupa tidak terulang lagi.
"Suatu pelanggaran tetap harus diberikan hukuman. Bisa saja sampai izinnya yang dicabut jika memang pelanggaran ditemukan di pertamina. Karena jelas ini sudah tidak sesuai dengan ketentuan awal," tegasnya.
Akibat minimnya ketersediaan gas 3 kg ini pula, mengakibatkan tingginya harga jual dipasaran. Terkadang lanjutnya, tidak sedikit pihak ketiga mencoba memanfaatkan kondisi dengan mengambil jasa sebagai perantara untuk mendapatkan gas tersebut, sehingga mengakibatkan peningkatan harga yang signifikan.
"Karena sudah langka, jasa-jasa illegal pun mulai bermunculan dan menawarkan diri agar masyarakat mendapatkan elpiji tersebut. Disinilah terkadang mereka memanfaatakan kondisi dengan menaruh harga semaunya," tutur Ismed.(*)
Liputan : Def
Editor : Brian
Kategori: Advertorial
Editor :Tim Sigapnews