Imbas Penikaman Babinsa Inhil, Pangdam Peritahkan TNI Tindak Genk Motor
Penikaman Babinsa Kateman-Inhil.(Photo: Sigapnews/Brian)
SIGAPNEWS.CO.ID | PEKANBARU - Panglima Daerah Militer (Pangdam) 031 Bukit Barisan Mayjend TNI Cucu Sumantri minta anggota TNI turut menertibkan para genk motor yang bertindak meresahkan masyarakat. Perintah ini berlaku diseluruh daerah komando yang dipimpinnya, mulai Riau, Sumbar, Sumut serta Kepulauan Riau.
Pernyataan Pangdam ini merespon atas meninggalnya anggota Bintara Pembina Desa (Babinsa) atas nama Serda Husaini disalah satu desa dibawah Koramil 06 Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri Hilir. Serda Husaini meninggal karena ditikam oleh seseorang yang diduga anggota genk motor tempatan.
"Kejadian ini cukup memprihatinkan. Kemarin ada anggota saya berpangkat bintara, Serda Husaini meninggal dunia sangat menggenaskan oleh yang diperkirakan pelakunya genk motor," kata Pangdam, didampingi Danrem 031/WB Brigjend TNI Abdul Karim, Sabtu (8/7/17).
Menurut Pangdam, persoalan ini harus dituntaskan agar tak ada lagi masyarakat yang menjadi korban. meski begitu, Pangdam tetap meminta jangan sampai ada tindakan yang diluar batas, dengan tetap melibatkan kepolisian selaku pihak bertangung jawab dalam kemanan.
"Kalau dengan tentara saja berani apalagi masyarakat umum. Saya meminta TNI turut membantu kepolisian menertibkan genk motor. Jadi, saya sangat mendorong agar TNI ikut menertibkan geng motor. Khususnya yang berada dibawah komando saya," tegas Pangdam.
Ada pun terkait dengan kronolgis kejadian, menurut Pangdam, almarhum Serda Husaini meninggal saat menjalankan tugas, membantu masyarakat yang sedang berduka mengantarkan jenazah menuju pemakaman.
Kejadiannya tersebut setelah Sholat Jumat (7/7/2017), kemarin. Dimana almarhum Serda Husaini dengan anggotanya Kopda Candra usai Jumatan mengantarkan jenazah ke pemekaman bersama masyarakat.
Dalam perjalanan, tiba-tiba ada sekelompok yang diduga kelompok genk motor, ngebut sambil standing. Kira-kira berjarak 50 meter dari pembawa rombongan jenazah, salah satu yang diduga geng motor sempat menubruk salah satu rumah ustadz di desa tersebut.
Kemudian kejadian ini membuat aparat babinsa harus menegur karena tak menghargai orang sedang berduka. Tapi si pelaku malah tak terima atas teguran Kopda Candra yang saat itu berpakaian koko.
"Lalu Serda Husaini mengatakan kamu diingatkan malah melawan, dia ini tentara juga," ungkap Pangdam.
Nama pelaku yang belakangan diketahui bernama Tamsir sepertinya tak terima dengan nasehat disampaikan babinsa tersebut. Karena setelah proses pemakaman dilakukan, si pelaku kembali lagi lalu terjadilah penusukan tersebut.
"Saya sangat prihatin sekali atas kejadin ini. Karena babinsa tersebut meninggal ketika menjalankan tugas membantu masyarakat. Mulai dari menyolatkan jenazah hingga mengantar jenazah. Saya perlu menyampaikan ini agar jangan ada beritanya kesana kemari. Ini sumber resmi dari saya," paparnya.
Sementara Danrem 031/WB Brigjend TNI Abdul Karim mengatakan pelaku penikaman memang terkenal suka bikin onar dikampungnya. Pelaku juga dikenal warga pemabuk, bahkan pernah juga melakukan penikaman terhadap warga lainnya.
"Sudah baik anggota kita di sana tak membiarkan saat pelaku penikaman dikeroyok waraga usai menikam kepada anggota rekannya sendiri. Bahkan turut melerai, agar dihadapkan dengan yang berwajib. Kalau anggota kita semena-mena, bisa saja dibiarkan, bahkan ikut juga memukul," tambah Danrem.(*)
Pernyataan Pangdam ini merespon atas meninggalnya anggota Bintara Pembina Desa (Babinsa) atas nama Serda Husaini disalah satu desa dibawah Koramil 06 Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri Hilir. Serda Husaini meninggal karena ditikam oleh seseorang yang diduga anggota genk motor tempatan.
"Kejadian ini cukup memprihatinkan. Kemarin ada anggota saya berpangkat bintara, Serda Husaini meninggal dunia sangat menggenaskan oleh yang diperkirakan pelakunya genk motor," kata Pangdam, didampingi Danrem 031/WB Brigjend TNI Abdul Karim, Sabtu (8/7/17).
Menurut Pangdam, persoalan ini harus dituntaskan agar tak ada lagi masyarakat yang menjadi korban. meski begitu, Pangdam tetap meminta jangan sampai ada tindakan yang diluar batas, dengan tetap melibatkan kepolisian selaku pihak bertangung jawab dalam kemanan.
"Kalau dengan tentara saja berani apalagi masyarakat umum. Saya meminta TNI turut membantu kepolisian menertibkan genk motor. Jadi, saya sangat mendorong agar TNI ikut menertibkan geng motor. Khususnya yang berada dibawah komando saya," tegas Pangdam.
Ada pun terkait dengan kronolgis kejadian, menurut Pangdam, almarhum Serda Husaini meninggal saat menjalankan tugas, membantu masyarakat yang sedang berduka mengantarkan jenazah menuju pemakaman.
Kejadiannya tersebut setelah Sholat Jumat (7/7/2017), kemarin. Dimana almarhum Serda Husaini dengan anggotanya Kopda Candra usai Jumatan mengantarkan jenazah ke pemekaman bersama masyarakat.
Dalam perjalanan, tiba-tiba ada sekelompok yang diduga kelompok genk motor, ngebut sambil standing. Kira-kira berjarak 50 meter dari pembawa rombongan jenazah, salah satu yang diduga geng motor sempat menubruk salah satu rumah ustadz di desa tersebut.
Kemudian kejadian ini membuat aparat babinsa harus menegur karena tak menghargai orang sedang berduka. Tapi si pelaku malah tak terima atas teguran Kopda Candra yang saat itu berpakaian koko.
"Lalu Serda Husaini mengatakan kamu diingatkan malah melawan, dia ini tentara juga," ungkap Pangdam.
Nama pelaku yang belakangan diketahui bernama Tamsir sepertinya tak terima dengan nasehat disampaikan babinsa tersebut. Karena setelah proses pemakaman dilakukan, si pelaku kembali lagi lalu terjadilah penusukan tersebut.
"Saya sangat prihatin sekali atas kejadin ini. Karena babinsa tersebut meninggal ketika menjalankan tugas membantu masyarakat. Mulai dari menyolatkan jenazah hingga mengantar jenazah. Saya perlu menyampaikan ini agar jangan ada beritanya kesana kemari. Ini sumber resmi dari saya," paparnya.
Sementara Danrem 031/WB Brigjend TNI Abdul Karim mengatakan pelaku penikaman memang terkenal suka bikin onar dikampungnya. Pelaku juga dikenal warga pemabuk, bahkan pernah juga melakukan penikaman terhadap warga lainnya.
"Sudah baik anggota kita di sana tak membiarkan saat pelaku penikaman dikeroyok waraga usai menikam kepada anggota rekannya sendiri. Bahkan turut melerai, agar dihadapkan dengan yang berwajib. Kalau anggota kita semena-mena, bisa saja dibiarkan, bahkan ikut juga memukul," tambah Danrem.(*)
Editor :Tim Sigapnews