Dari Nol Jadi Developer 100 Rumah: Kisah Ali Sarbani Bikin Merinding!

Ali Sarbani. Pria kelahiran Kudus, Jawa Tengah ini membuktikan bahwa mimpi besar bisa tumbuh dari sawah
Ali Sarbani, pria asal Kudus, Jawa Tengah, membuktikan bahwa mimpi besar dan kerja keras bisa mengubah hidup. Pada 2009 di Jakarta, ia bangkit dari keterpurukan dan kini sukses mengembangkan ratusan unit rumah tanpa warisan bisnis.
Ali Sarbani bukanlah anak konglomerat. Ia tumbuh dari keluarga petani di Kudus. Namun, keterbatasan tak membuatnya berhenti bermimpi.
“Bukan uang yang utama, tapi bagaimana kita bisa bermanfaat bagi banyak orang,” kata Ali, menegaskan prinsip hidupnya.
Awal perjuangan dimulai saat ia merantau ke Semarang tahun 1995. Lalu, setelah 10 tahun berjualan HP second, Ali memutuskan pindah ke Jakarta tahun 2009 dengan modal Rp65 juta.
“Kalau mau masuk dunia baru, bakar kapal sekalian,” ucapnya. Namun, hanya dalam 1,5 tahun, uangnya habis total.
Dalam kondisi terpuruk, Ali kembali ke Semarang. Titik balik datang saat ia mengikuti seminar properti gratis di Plaza Simpang Lima. Dari sana, ia memberanikan diri menawar rumah Rp450 juta menjadi Rp250 juta, meski tanpa uang. Tiga bulan kemudian, ia mendapat rumah tersebut seharga Rp275 juta dan menjualnya dengan fee Rp12 juta.
“Itu titik balik saya,” kenang Ali. Dengan uang itu, ia membeli motor Mio dan HP Blackberry. Tahun 2012, ia mulai membangun rumah dari 3 unit, berkembang menjadi 10, lalu 100 rumah dalam satu proyek. Namun, pada 2014, ia kembali jatuh akibat terlalu ekspansi hingga merugi Rp2 miliar.
Tak menyerah, Ali bangkit dan menjalankan strategi lebih efisien sejak 2020 dengan tim ramping tapi produktif. Ia mengelola proyek hingga 7 titik dengan dukungan tukang ratusan orang.
Ali juga menepati janjinya: membuka pelatihan properti gratis agar lebih banyak orang bisa sukses.
“Ilmu seperti ini kalau di bangku kuliah butuh 4 tahun, tapi di sini cukup 2 hari,” ujar pendiri Sekolah Developer itu.
pria asal Kudus ini menegaskan, sukses bukan milik orang kaya, tapi mereka yang berani bermimpi dan tahan diuji. “Waktu saya bilang ingin jadi perawat, bapak saya bilang: kenapa tidak punya rumah sakitnya sekalian?” kenangnya sambil tersenyum.
Kini, Ali bukan hanya developer sukses, tapi juga mentor dan inspirator. Dari desa kecil, ia membangun masa depan satu rumah, satu proyek, satu mimpi dalam satu waktu.
Editor :Tim Sigapnews