Techno
Cari Tau Gejala Bunuh Diri dari Posting-an Media Sosial
Gejala bunug diri. (Photo: sigapnews/ Istimewa)
Hal itu terungkap dalam acara DiskusiRuangTengah yang digelar kanal Cantik Tempo.co di gedung Tempo, Jakarta, pada Jumat sore, 28 Juli 2017.
Bunuh diri bahkan diklaim sebagai penyebab kematian tertinggi kedua pada orang-orang berusia 15-29 tahun, paling banyak di negara berkembang dan dunia ketiga.
Selain menewaskan korban bunuh diri, keluarga korban biasanya ikut merasakan imbasnya. Karena itulah dibutuhkan komunitas yang diharapkan bisa memberi dukungan sosial kepada individu yang rentan atau gampang berpikir untuk bunuh diri, dan juga dukungan kepada penyintas yang kehilangan dan berduka.
Perubahan perilaku seseorang yang tidak wajar juga harus dicurigai karena dikhawatirkan ia akan bertindak nekat dengan mengakhiri hidupnya sendiri.
"Coba perhatikan status media sosialnya, apakah yang sedih-sedih, juga dari foto-foto yang dipasang," kata salah satu pembicara sekaligus koordinator Into The Light Indonesia, Benny Prawira Siauw. Into The Light Indonesia adalah komunitas yang berfokus pada upaya pencegahan bunuh diri dan kesehatan jiwa remaja serta populasi khusus lainnya.
Komunitas ini sendiri tercetus pada Mei 2013 dan kini sudah bekerja sama dengan berbagai universitas, komunitas lokal, organisasi kemasyarakatan, kementerian, dan juga organisasi internasional.
Visi dari komunitas ini adalah untuk menumbuhkan kepedulian masyarakat, khususnya remaja, dalam isu kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri di Indonesia.
"Fokus kami adalah pencegahan bunuh diri pada populasi risiko tinggi bunuh diri, terutama remaja," kata Benny.(*)
Editor :Tim Sigapnews