Ketua LSM Berantas Kritik Pembangunan SMAN 17 Pekanbaru di Bawah SUTET

SMAN 17 Pekanbaru berlokasi di Jalan Fajar Raya, Kelurahan Bandar Raya, Kecamatan Payung Sekaki, ini dibangun tepat di bawah Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET).
Pekanbaru – Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Lembaga Swadaya Masyarakat Barisan Suara Rakyat Bersatu (LSM-BERANTAS), KEND, melayangkan kritik keras terhadap pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) SMAN 17 Pekanbaru.
Sekolah yang berlokasi di Jalan Fajar Raya, Kelurahan Bandar Raya, Kecamatan Payung Sekaki, ini dibangun tepat di bawah Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET), yang dinilai berisiko terhadap kesehatan dan keselamatan siswa serta tenaga pendidik.
Hasil investigasi LSM Berantas menunjukkan bahwa bangunan sekolah hanya berjarak beberapa meter dari tapak tower SUTET. KEND menilai hal ini berbahaya bagi masyarakat yang beraktivitas di bawahnya dalam jangka waktu lama.
"Aneh juga ya. Kok bangun sekolah di bawah SUTET? Jelas ini membahayakan nyawa. Apakah gedung ini lebih berharga daripada nyawa? Apalagi nanti anak-anak belajar di bawah itu. Radiasinya sangat fatal dan sangat berbahaya," ujar KEND saat ditemui di Kantor Sekretariat DPP LSM BERANTAS, Senin (3/3/2025) malam.
Ia menjelaskan bahwa paparan medan elektromagnetik (EMF) dari SUTET dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, seperti sakit kepala, pusing, mual, cemas, gangguan tidur, hingga peningkatan risiko kanker, termasuk leukemia pada anak-anak.
"Menurut beberapa penelitian, anak-anak yang tinggal atau beraktivitas dalam jarak 200 meter dari kabel listrik tegangan tinggi memiliki peningkatan risiko terkena leukemia hingga 70 persen," tegasnya.
Selain dampak kesehatan, KEND juga menyoroti potensi kebakaran akibat percikan listrik dari SUTET, terutama setelah hujan lebat. "Jika ada percikan api dari kabel yang basah atau terjadi korsleting, api bisa menyebar dengan cepat. Ini jelas sangat berbahaya," tambahnya.
Pembangunan SMAN 17 Pekanbaru dimulai pada tahun 2023, namun sempat terhenti akibat putus kontrak. Proyek ini kembali dilanjutkan pada 2024 dengan anggaran baru. Namun, KEND mempertanyakan mengapa lokasi pembangunan tetap dipertahankan di bawah SUTET meskipun sudah jelas memiliki risiko tinggi.
"Kenapa dipaksakan dibangun di bawah SUTET? Sejauh yang kita tahu, itu sangat berbahaya," ujarnya.
Ia juga menduga adanya kepentingan tertentu dalam proyek ini, termasuk kemungkinan penerimaan upeti atau faktor lain yang mempengaruhi keputusan pembangunan sekolah di lokasi tersebut.
"Ada dugaan kecurigaan pada proyek ini. Tahun 2023 sudah dianggarkan, lalu putus kontrak, dan dianggarkan lagi tahun 2024. Apakah ada permainan di sini? Kita juga sudah pernah menyurati Dinas Pendidikan Riau terkait proyek ini," ungkapnya.
KEND juga mempertanyakan status perusahaan yang mengerjakan proyek ini pada tahun 2023. Menurut informasi yang diperoleh, perusahaan tersebut diduga belum masuk daftar hitam meskipun proyeknya mangkrak atau putus kontrak tahun lalu.
"Sudah kita surati tahun 2023 lalu. Tapi sampai sekarang kita tidak tahu apakah perusahaan yang mengerjakan proyek itu sudah di-blacklist atau belum. Seharusnya perusahaan itu di-blacklist," tegasnya.
Salah seorang warga yang ditemui mengaku khawatir dengan dampak jika anak-anak mereka bersekolah di SMA 17 Pekanbaru.
"Kami juga bingung, kenapa sekolah ini dibangun di bawah SUTET? Kami takut nanti anak-anak kami terkena dampaknya," ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Ia berharap pemerintah, khususnya Dinas Pendidikan Provinsi Riau, mempertimbangkan ulang lokasi pembangunan sekolah ini demi keselamatan siswa dan tenaga pengajar.
"Seharusnya pemerintah, khususnya Dinas Pendidikan Riau, mengkaji terlebih dahulu lokasi tersebut sebelum dibangun sekolah. Kami berharap mereka mempertimbangkan lagi karena ini berbahaya bagi anak-anak kami ke depan," tambahnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Provinsi Riau, Edi Rusma Dinata, telah dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp mengenai pembangunan SMAN 17 Pekanbaru yang berada di bawah SUTET. Pesan tersebut terlihat telah dibaca (ditandai dengan cen
tang dua berwarna biru). Namun, hingga berita ini diterbitkan, Kepala Dinas Pendidikan Riau itu belum memberikan komentar.
Meskipun belum ada jawaban dari Dinas Pendidikan Riau, DPP LSM Berantas secara resmi telah melayangkan surat kepada Disdik Riau terkait pembangunan SMAN 17 Pekanbaru di bawah SUTET.
Editor :Tim Sigapnews